Penyakit Leptospirosis Muncul Lagi: Telan 32 Korban Jiwa di Musim Hujan, Berikut Gejala dan Pencegahannya

AYOSEMARANG.COM – Penyakit Leptospirosis kembali hadir di musim hujan dan banjir saat ini, bahkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan ada 32 korban jiwa akibat wabah yang gagal dilakukan pencegahan tersebut.

Leptospirosis memang dikenal sebagai wabah yang sering kali datang di masa musim hujan dan banjir dengan tingkat mematikan yang tinggi bagi kesehatan manusia.

Kemenkes mengatakan masyarakat membutuhkan pemahaman terkait gejala dan pencegahan penyakit Leptospirosis yang sangat rentan menyebar di musim hujan dan banjir sekarang.

Baca Juga: Hati-Hati, Kamu Pecinta Kuliner Seblak? Inilah Beberapa Penyakit yang akan Mengintaimu

Leptospirosis merupakan sebuah penyakit yang disebabkan bakteri Leptospira, yang terutama menyebar melalui urin atau darah hewan yang terinfeksi.

Tikus adalah pembawa Leptospira yang paling umum, meskipun hewan lain seperti babi, kuda, anjing, ternak, dan hewan pengerat lainnya juga diketahui membawa bakteri tersebut.

Sayangnya, hewan yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun sehingga sulit melacak bakterinya.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, manusia dapat tertular penyakit tersebut.

Caranya dengan melalui kontak lewat air, tanah, atau makanan yang telah terkontaminasi urin hewan yang terinfeksi.

Selama musim hujan, penting untuk berhati-hati terhadap kontak dengan air banjir atau genangan air.

Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit, terutama jika terdapat luka yang terbuka.

Meminum air yang terkontaminasi dapat menimbulkan infeksi, di mana wabah ini biasanya disebabkan paparan air terkontaminasi, seperti banjir.

Baca Juga: Perut Sakit saat Haid? Inilah Penyebab dan Cara Mengatasinya, Awas Penyakit Berbahaya!

Seperti apa gejala penyakit Leptospirosis?