Kemajuan teknologi digital memberi pengaruh yang besar tehadap kehidupan remaja dan anak muda. Salah satu di antaranya ialah kebiasan swafoto dan foto bersama, baik untuk dokumentasi pribadi maupun untuk diunggah ke media sosial.
Saking terbiasanya berfoto, pada beberapa kasus ada pula yang kebablasan dan pada akhirnya berakibat buruk. Contohnya ialah pasangan muda-mudi yang terlibat hubungan asmara. Karena tidak bisa mengendalikan diri dan kurangnya pantauan orangtua, mereka berfoto dengan pose yang kurang etis.
Baca Juga: KLARIFIKASI Raditya Dika Soal Baliho Minta Maaf: Iya Kebetulan. . .
Ketika putus, disebar fotonya ke media sosial oleh mantan. Banyak kasus seperti itu terjadi, dan kebanyakan pihak perempuannya yang menjadi korban.
Korban revenge porn semacam itu justru mendapat cibiran dari masyarakat, padahal dia korban. “Yang nyebar cowok, tapi hukuman sosialnya yang kena perempuan. Hal semacam itu sungguh tidak adil bagi perempuan.
Baca Juga: Adab Bersin dan Menguap dalam Islam Sesuai Tuntunan Rasulullah
Revenge porn sendiri mengacu pada aktivitas balas dendam dengan cara ancaman, pemaksaan, dan intimidasi, melalui konten asusila, baik itu berupa video, foto, maupun rekaman suara. Ironisnya, kasus semacam ini justru dilakukan oleh orang yang pernah dekat dengan korban.
Baca Juga: Bacaan Doa Menjenguk Orang Sakit yang Diajarkan Rasulullah
Pemihakan kepada korban harus diutamakan. Jika tidak, korban akan semakin tertekan. Hal inilah yang membuat korban rata-rata tak berani speak up dan semakin trauma.***
Penulis: Niken Deva Nur Alissa, Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas PGRI Semarang.
Artikel Terkait
Perundungan dan Kekerasan Seksual adalah Dosa Besar di Dunia Pendidikan
Pendidikan Seks Sejak Dini untuk Cegah Terjadinya Kekerasan Seksual
Wakil Ketua DPRD Batang Desak Pemkab Dampingi Korban Kekerasan Seksual
Setuju Permendikbud 30, Unnes Dukung Pencegahan Kekerasan Seksual di Kampus