Tokoh Lintas Agama Bakal Tampil di Pagelaran Sendratari Srawung Anak Muda
Jumat, 26 Oktober 2018 Arie Widiarto

AYO BACA : 38 Narapidana Lapas Semarang Dipindahkan ke Nusakambangan Cilacap
GAJAHMUNGKUR, AYOSEMARANG.COM--Uskup Agung Semarang, Monsinyur Robertus Rubyatmoko dipastikan ikut tampil dalam pagelaran sendratari dengan lakon Joko Kendil. Sendratari tersebut untuk memeriahkan acara Srawung Persaudaraan Sejati Orang Muda Lintas Agama yang digelar oleh Keuskupan Agung Semarang, di UTC Sampangan, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang pada Jumat (26/10/2018).
"Yang main sendratari ada 100 orang. Pesertanya anak-anak muda dan para tokoh agama. Sendratarinya akan main Jumat pukul 16.00 saat pembukaan acara Srawung Orang Muda Lintas Agama," kata Ketua Komisi Hubungan Antar Kepercayaan KAS, Romo Aloys Budi Purnomo.
Pihaknya menggelar pembukaan acara srawung dengan konsep anti mainstrem. Hal ini antara lain dengan adanya penampilan sendratari dan diselingi doa-doa yang dipanjatkan para pemuka agama Hindu, Budha, Katolik, Islam dan Khonghucu.
"Tujuannya, supaya pesannya bisa mengena di hati para penonton," jelasnya.
Untuk mematangkan acara, para pemain sendratari giat berlatih sejak April lalu sampai sekarang. Romo Ruby, panggilan akrab Uskup Agung Semarang nantinya didapuk memerankan tokoh suhu dari unsur Katolik yang memeragakan adegan menasehati Joko Kendil sebagai tokoh utamanya.
Sendratarinya, kata Romo Budi, akan dimainkan dengan durasi 1,5 jam. Kemudian sesi adegan para suhu muncul ke panggung dialognya selama setengah jam.
"Biar meriah itu juga diselingi dengan tarian-tarian. Beliau (Romo Ruby) didapuk jadi suhu atau seorang penasehat yang khusus menyampaikan pesan-pesan kepada Joko Kendil," kata Romo Budi.
Selain Romo Ruby, pemuka agama yang ikut tampil yaitu Ali Mufiz, Bante Chatamano, Pendeta Sediyoko, Cik Ling-Ling, Eko dari unsur Hindu dan Andi Tjok mewakili Khonghucu.
Pemilihan tokoh Joko Kendil dalam ajang sendratari sebagai simbol orang muda yang punya optimisme yang tinggi dalam mewujudkan peradaban kasih tanpa diskriminasi.
"Kadang kan orang muda sering diremehkan. Nah, pesannya nanti ayo kita jangan saling meremehkan, bangunkah persaudaraan sejati tanpa sekat dan tidak saling menyakiti," tuturnya.
Diceritakannya bahwa Joko Kendil merupakan pemuda berwajah buruk. Ia kerap dihina dan dicerca. Kendati demikian, sikapnya selalu menunjukan keyakinan untuk menciptakan peradaban kasih tanpa diskriminasi.
Suatu hari Joko Kendil berjumpa dengan para suhunya dari lintas agama. Joko Kendil digambarkan punya keberanian membangun kerukunan antar sesama anak muda.
Romo Budi mengungkapkan perayaan Srawung Orang Muda Lintas Agama baru pertama kali digelar tiga hari berturut-turut. Sebab, puncak acaranya sangat tepat bila bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober nanti.
"Sebelumnya kita hanya kampanye sehari di empat kota. Kali ini tiga hari. Saya berharap mari kita hidup rukun bergembira tanpa ada prasangka apapun," jelasnya.
AYO BACA : Syaharani Hangatkan Soegijazz 2018
Editor: Rizma Riyandi