Pembangunan Fisik di Kota Salatiga Tetap Berlanjut di Masa Pandemi
Selasa, 09 Juni 2020 Arie Widiarto

SALATIGA, AYOSEMARANG.COM -- Pembangunan fisik di Kota Salatiga tetap dilanjutkan di masa pandemi Covid-19 sebagai upaya menggerakkan perekonomian masyarakat. Langkah itu diambil salah satunya sebagai persiapan jelang penerapan New Normal di mana masyarakat harus hidup berdampingan dengan virus korona.
Wali Kota Salatiga Yuliyanto mengungkapkan salah satu proyek yang tetap berjalan adalah pembangunan trotoar Jalan Sukowati.
"Secara regulasi memang dibolehkan untuk kegiatan jasa konstruksi sepanjang dengan menerapkan protokol kesehatan," jelasnya, Selasa (9/6/2020).
Yuliyanto mengungkapkan saat ini tidak ada pelarangan berkaitan kegiatan pembangunan jasa konstruksi. Selain sudah sesuai dengan regulasi dan juga bisa memutar roda perekonomian di Salatiga.
"Kami menjalankan arahan bapak Presiden agar roda pembangunan dan perekonomian harus tetap berjalan di tengah keprihatinan pandemi Covid-19," jelasnya.
Sementara anggota DPRD Kota Salatiga Agus Pramono menyampaikan pembangunan trotoar Jalan Sukowati dan supporting unit DPRD Salatiga dibangun dengan Dana Insentif Daerah (DID) dari pemerintah pusat.
"Ada beberapa kegiatan yang dibiayai DID, total Rp74 miliar," ungkapnya.
Agus mengatakan pembangunan trotoar tersebut sudah melalui tahapan lelang dan kontrak sehingga harus dilanjutkan.
"Pembangunan tersebut melalui DID, kalau penanganan Covid-19 melalui refocusing APBD sebesar Rp 71,6 miliar," terangnya.
Menurutnya dari DID Rp74 miliar, telah direalokasi pemerintah pusat sehingga yang diterima Pemkot Salatiga Rp68 miliar. Dari jumlah tersebut sudah diterima Rp 34 miliar.
"Untuk pencairan kekurangan tersebut, kegiatan yang dianggarkan dari DID harus sudah selesai 50%. Jadi kami minta kepada kontraktor untuk meminta memercepat pembangunan agar kekurangan DID bisa dicairkan," tegas Agus.
Sementara untuk biaya tidak terduga penanganan Covid-19, dia meminta agar Pemkot Salatiga memberdayakan masyarakat yang terdampak langsung. Mereka dipekerjakan dalam program padat karya agar mendapatkan penghasilan.
"Harapannya, penanganan Covid-19 dan pembangunan yang menggerakkan ekonomi bisa berjalan selaras. Sehingga nanti saat benar-benar New Normal dilaksanakan tidak ada lagi kegagapan," kata Agus.
Editor: Abdul Arif