Demam Sepeda, Bengkel di Kaliwungu Kebanjiran Order
Rabu, 01 Juli 2020 Edi Prayitno

KALIWUNGU, AYOSEMARANG.COM -- Demam sepeda di masyarakat saat pademi Covid-19 seperti ini menjadi berkah bagi bengkel reparasi sepeda di Kendal.
Setiap harinya bengkel reparasi sepeda ini kebanjiran warga yang ingin memperbaiki sepeda nya. Bahkan daftar antrean sepeda di salah satu bengkel sepeda di Kaliwungu ini mencapai puluhan unit.
Tak hanya penjual sepeda saja yang kebanjiran berkah demam sepeda, bengkel reparasi sepeda pun turut mendulang pundi-pundi rupiah yang menjanjikan.
Satu di antaranya bengkel sepeda milik Shoffodun yang berada di tepi jalan Pandean Desa Krajan Kulon Kecamatan Kaliwungu Kendal. Sejak dua bulan terakhir, bengkel khusus sepeda yang biasa dipanggil pak dun ini kebanjiran orderan.
AYO BACA : Ternyata Sepeda Lipat Brand Luar Negeri Dibuat di Kaliwungu
Sejak berdirinya bengkel pada 1994 silam, tahun 2020 lah menjadi tahun teramai bengkelnya. Bengkel yang dikelola bersama istrinya tersebut mulai ramai sejak bulan pertama 2020.
Saat itu minimal 2 sampai 3 orang datang ke bengkelnya dengan keluhan kerusakan yang bermacam-macam.
“Dulu paling 2 atau 3 sepeda saja seharinya, tapi dua bulan terakhir ini Alhamdulillah kebanjiran orderan hingga kuwalahan. Mungkin lagi musim sepeda jadi ramai,” katanya.
Atas berkah tersebut dalam sehari pak dun bisa mengantongi ratusan ribu hingga satu juta rupiah. Dengan tiga karyawan pembantu, dalam sehari pak dun bisa merampungkan hingga 10 sepeda rusak.
AYO BACA : Hari Bhayangkara, Presiden Jokowi Sampaikan 7 Instruksi kepada Polri
Harga perbaikannya pun bervariatif tergantung jumlah komponen yang diganti serta besar kecilnya kerusakan.
“Biasanya kategori rusak kecil seperti perbaikan stang, jok, rem hingga rantai dibanderol belasan ribu hingga puluhan ribu saja,” imbuhnya.
Hingga kini daftar antrean sepeda di bengkel pak dun mencapai puluhan unit. Beberapa di antaranya menunggu antrean perbaikan hingga tiga hingga tujuh hari ke depan, beberapa yang lain bisa digarap dalam sehari dengan prioritas kerusakan ringan.
Salah satu pelanggan mengatakan, lebih memilih memperbaiki sepeda lama yang jarang dipakai dibandingkan beli yang baru.
“Sekarang beli yang baru mahal dan susah barangnya. Mumpung ada sepeda digudang saya perbaiki saja untuk gowes biar seperti yang lainnya,” ujar Gunawan.
AYO BACA : Gowes Kembali Populer, Begini Cerita Pemilik Toko Sepeda Tertua di Kota Tegal
Editor: Adib Auliawan Herlambang