Pandemi belum Berakhir, Paramedis di Jogja Kena PHK
Selasa, 07 Juli 2020 Abdul Arif

YOGYAKARTA, AYOSEMARANG.COM-- Sebuah rumah sakit di Yogyakarta memutus hubungan kerja kepada sejumlah tenaga kesehatan. Hal itu dilakukan di tengah wabah pandemi Covid-19 yang belum berakhir.
Ela Wulan Rahmawati (28) adalah satu di antara tenaga kesehatan yang kena PHK. Sudah enam tahun ia bekerja sebagai bidan di salah satu rumah sakit di Jogja.
Meski rumah sakit tempatnya bukanlah rujukan pasien Covid-19, namun interaksi dengan banyaknya pasien tidak menutup kemungkinan adanya penularan.
Pada Kamis (11/6/2020) lalu, Ela menerima Surat yang berisi pemutusan kontrak kerja. Sontak, Ela pun mempertanyakan alasan pemutusan kontrak tersebut.
AYO BACA : Humanity Food Truck ACT Layani Pengungsi Rohingya di Aceh Utara
Direksi bilang kalau kondisi keuangan rumah sakit sedang tidak bagus. Alasannya untuk efisiensi, katanya melansir Harian Jogja, Minggu (5/7/2020).
Belakangan, wabah virus corona memang membuat berbagai bidang kesulitan bertahan karena tekanan ekonomi.
Menurut penuturannya, sejak April lalu, pihak rumah sakit sedikit terlambat dalam menjalankan operasional yang mengacu pada protokol kesehatan yang dianjurkan.
Ia menyayangkan respon pihak rumah sakit yang tidak cepat tanggap dalam menghadapi gelombang pertumbuhan krisis Covid - 19. Salah satunya soal standar alat perlindungan diri (APD).
AYO BACA : Buset! Pria di Lombok Jual Tokek Raksasa Rp1 Triliun
Tak hanya itu, gaji yang diterimanya setiap bulan 'hanya' ada di angka Rp1,3 Juta. upah tersebut berada dibawah upah minimum Kota Jogja tahun 2020 sebesar Rp2.004.000 per bulan. Terlebih, Ela juga tak mendapatkan uang jasa medis yang seharusnya ia terima secara berkala.
Tunjangan Hari Raya (THR) tahun ini juga tidak ia terima secara penuh. Meski dalam hal ini dia tak mempermasalahkan. Lantaran, nasib Ela terbilang sedikit beruntung. Ia jadi salah satu nakes yang bisa bekerja hingga kontraknya habis, tidak sedikit kawan sejawatnya yang terpaksa berhenti kerja karena pemutusan kontrak.
Saya memang masih kerja sampai kontrak habis, tapi saya gak dapat kejelasan sekarang. Teman saya itu diputus kontraknya beberapa hari sebelum kontraknya habis. Harusnya kan tidak bisa dadakan seperti itu, ujarnya.
Disampaikan oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia DIY, Joko Murdiyanto, masyarakat jangan menganggap paramedis bakal menerima uang banyak saat tidak sedikit pihak yang kesulitan pandemi.
Kenyataannya, nakes juga tidak terhindar dari krisis yang ditimbulkan karena pandemi virus corona. Biaya perawatan bagi apsien Corona memang mahal, tapi bukan berarti paramedis mendapatkan uang yang berlebih.
Semua dokter termasuk saya, kalau boleh memilih mending tidak ada Covid, ujarnya.
AYO BACA : Penangkapan Tuyul Emas Gegerkan Warga, Ini Kata Lurah Kemang Manis Palembang
Source: suara.com
Editor: Abdul Arif