Lanting, Oleh-oleh Khas CilacapTerkenal Gurih dan Renyah
Sabtu, 08 Agustus 2020 Adib Auliawan Herlambang

CILACAP, AYOSEMARANG.COM -- Lanting merupakan camilan yang terbuat dari olahan singkong. Dengan rasa yang gurih dan tekstur yang renyah, makanan khas Cilacap, Jawa Tengah, ini sering dijadikan oleh-oleh.
Cita rasa lanting berbeda-beda tergantung daerahnya. Umumnya lanting terdiri atas lanting putih dan merah dengan bentuk lingkaran seperti cincin atau angka 8.
Salah satu sentra penghasil lanting di Kabupaten Cilacap berada di Kecamatan Adipala. Salah satunya Sakini (60) yang sudah memproduksi lanting sejak tahun 1991.
AYO BACA : Gethuk Bakar Khas Ungaran, Legit Menggigit
Merek lanting Sakini bernama “Mulya Sari”. Lanting yang diproduksinya saat ini hanya jenis lanting putih. Dahulu, dia juga membuat lanting merah tetapi kini sudah dilarang.
“Kalau menggunakan pewarna sudah nggak boleh,” ucap Sakini saat diwawancara, Kamis (30/7/2020).
Bahan yang digunakan untuk membuat lanting cukup mudah didapat dan murah. “Bahannya singkong, ketumbar, bawang, dan garam,” kata Sakini.
Cara pembuatan lanting dimulai dari pengupasan singkong. Setelah itu, singkong dicuci, dikukus, dan digiling bersama bumbunya.
AYO BACA : Rayakan Ulang Tahun ke-4, Ini Ucapan para Personel Blackpink
Adonan singkong yang sudah digiling (gethuk) selanjutnya dimasukkan ke mesin pencetak. Mesin itu akan menghasilkan lanting mentah berbentuk cincin.
Selanjutnya lanting mentah dijemur sampai kering, biasanya memakan waktu 1-3 hari. Lanting mentah yang sudah kering akan menempel satu sama lain sehingga harus dipisahkan.
Setelah dipisah satu per satu, lanting digoreng sampai matang dan dikemas dengan plastik berukuran 10-20 kilogram. Dalam sehari, Sakini mengaku bisa memproduksi hingga 7,5 kuintal lanting.
Dalam pemasarannya, pengepul atau pedagang keliling akan datang langsung untuk mengambil lanting yang sudah siap. Sakini berkata, dia sudah memasarkan produknya ke berbagai daerah seperti Cilacap, Purbalingga, Banyumas, Banjarnegara, Kebumen hingga Kota Banjar di Jawa Barat.
Sakini merasakan dampak pandemi Covid-19 yang memengaruhi produksi dan penjualan lantingnya. Dia mengaku di 3 bulan awal pandemi, tidak memproduksi lanting sama sekali. Saat memasuki era normal baru, usahanya mulai bangkit kembali.
“Biasanya produksi sampai 7,5 kuintal, sekarang bisa lah walau hanya 4 kuintal,” ujarnya. (Ventriana Berlyanti)
AYO BACA : Latopia, Jajanan Legit Gurih Khas Tegal
Editor: Adib Auliawan Herlambang