Kemarau, Perajin Batu Bata di Taman Gede Kendal Sumringah

- Sabtu, 15 Agustus 2020 | 10:14 WIB
Perajin batu bata di Desa Taman Gede Gemuh Kendal tetap produksi meski masa pandemi. Musim kemarau justru menjadi berkah bagi perajin, produksinya menjadi meningkat. (edi prayitno/kontributor kendal)
Perajin batu bata di Desa Taman Gede Gemuh Kendal tetap produksi meski masa pandemi. Musim kemarau justru menjadi berkah bagi perajin, produksinya menjadi meningkat. (edi prayitno/kontributor kendal)

GEMUH, AYOSEMARANG.COM -- Kemarau bagi sebagai orang menjadi musibah karena akan berdampak pada kekeringan. Namun bagi perajin batu bata di Desa Tamn Gede Kecamatan Gemuh Kendal, justru menjadi berkah. 

Meski masa pandemi Covid-19 usaha pembuatan batu bata di Kendal tidak terpengaruh dan tetap berproduksi. Setidaknya ada 60 tempat pembuatan batu bata masih aktif berproduksi.

Menurut salah seorang pembuat batu bata, Jumroh, selama masa pandemi Covid-19 penjualan batu bata tidak mengalami penurunan. Bahkan saat ini, karena sedang musim kemarau, produksi batu bata mengalami peningkatan. 

AYO BACA : Bukit Djaro Kedhaton, Lokasi Bekas Galian C Jadi Wisata Warga Kendal

Pembuatan batu bata memang tergantung dengan kondisi cuaca, karena untuk pengeringan tergantung dengan panas matahari.

Jika musim penghujan biasanya dua bulan sekali bisa melakukan pembakaran, namun jika musim kemarau pembakaran bisa dilakukan satu bulan sekali. Sekali pembakaran sekitar 50 sampai 60 ribu batu bata.

"Biasanya sehari setelah pembakaran sudah ada pembeli datang sendiri di sini," katanya.

AYO BACA : Sambut HUT ke-75 RI, Polsek Gemuh Bagikan 50 Paket Beras

Pembuat batu bata lainnya, Busro juga mengaku, bahwa batu bata yang dibuatnya selalu habis terjual, karena sudah ada yang pesan. Di tempat pembuatan batu bata miliknya bisa memproduksi batu bata sekitar 60.000 sampai 80.000 biji per bulan. 

Namun jika musim penghujan kadang hanya bisa memproduksi sekitar 20.000 batu bata per bulan, karena kendala cuaca, bahkan sampai dua bulan baru bisa melakukan pembakaran.

Saat ini yang menjadi kendala adalah semakin sulitnya mencari tanah sebagai bahan baku pembuatan batu bata. 

"Tanah sawah sebagai bahan baku untuk membuat batu bata itu belinya agak sulit, karena diambil terus ya makin berkurang," ujarnya.

Banyaknya pembangunan menjadikan batu bata banyak dicari. Pembeli batu bata tidak hanya dari wilayah Kabupaten Kendal, tapi ada juga pembeli dari daerah sekitar, seperti Batang, Pekalongan dan Semarang. 

AYO BACA : Warga Kendal Ini Mengolah Sukun Jadi Tape

Editor: Adib Auliawan Herlambang

Tags

Rekomendasi

Terkini

Sebanyak 21.246 Surat Suara Rusak di Kendal Dibakar

Rabu, 14 Februari 2024 | 15:13 WIB

Tokoh Lintas Agama di Kendal Deklarasikan Pemilu Damai

Senin, 12 Februari 2024 | 19:38 WIB

Patroli Cegah Politik Uang Jadi Prioritas Bawaslu Kendal

Minggu, 11 Februari 2024 | 19:34 WIB

Bawaslu Targetkan Pencopotan APK Cuma Sehari

Minggu, 11 Februari 2024 | 13:48 WIB
X