Lebih dari 27 Ribu Petugas Sensus Jawa Tengah Belajar Melalui TVRI dan RRI
Rabu, 26 Agustus 2020 Abdul Arif

AYOSEMARANG.COM-- Periode Sensus Penduduk Online sudah selesai 29 Mei 2020 yang lalu. Sebanyak 9,6 juta penduduk Jawa Tengah telah ikut berpartisipasi secara online. Ini merupakan jumlah yang cukup besar mengingat SP Online adalah moda Sensus Penduduk yang pertama kali dilakukan di Indonesia. Sebelumnya program pemerintah sepuluh tahunan ini selalu dilakukan dengan wawancara langsung ke semua penduduk oleh petugas. Apresiasi pantas disampaikan mengingat dengan jumlah tersebut menempatkan Jawa Tengah sebagai provinsi dengan jumlah partisipan SP Online tertinggi se-Indonesia.
Namun masih ada sekitar 25 juta lebih penduduk Jawa Tengah yang belum terverifikasi. Terus bagaimana bagi penduduk yang belum berkesempatan tercatat pada SP Online tersebut? Nah, berbekal dari hasil SP Online dan database penduduk yang dimiliki, BPS pada bulan September mendatang akan mengadakan verifikasi langsung kepada masyarakat door to door. Di Jawa Tengah sendiri kegiatan ini akan melibatkan lebih dari 27.700 petugas.
AYO BACA : Mahasiswa Undip Bantu Puskesmas Mranggen Ramalkan Jumlah Pasien
Tetap Patuhi Protokol Kesehatan
Mengingat hampir dipastikan pandemi Covid-19 pada bulan depan masih berlangsung maka seluruh rangkaian kegiatan mulai dari persiapan hingga pelaksanaan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ketat. Penanggungjawab atau koordinator sensus kecamatan sebagai narasumber petugas sensus, akan dilatih oleh instruktur nasional secara daring.
AYO BACA : Komodifikasi Ideologi POP
Selanjutnya petugas sensus disamping belajar melalui file yang diterima dari koordinator kecamatan juga wajib mempelajari tugas dan mekanisme lapangan secara mandiri melalui materi yang ditayangkan oleh TVRI mulai tanggal 26 hingga 30 Agustus 2020 pukul 16.00 – 17.00 WIB serta RRI PRO3 FM pada tanggal 31 Agustus hingga 5 September 2020 pada jam yang sama. Sesuai surat edaran Kemendagri nomor 470/4411/SJ tanggal 4 Agustus 2020, diharapkan pula Ketua RT bisa memperhatikan atau menonton TVRI/RRI terkait sensus penduduk ini, sehingga mengetahui tugasnya dan dapat mendampingi petugas sensus dengan baik. Masyarakatpun dipersilakan jika ingin menyaksikan dan mengikuti tayangan tersebut.
Interaksi petugas dengan masyarakat pun nantinya akan tetap mematuhi protokol kesehatan. Seminggu sebelum bertugas mereka akan menjalani rapid test. Jika dinyatakan reaktif oleh tim kesehatan independen maka yang bersangkutan dinyatakan gugur sebagai petugas sensus. Walau petugas telah dipastikan negatif rapid test, selama bertugas tetap diwajibkan memakai alat pelindung diri seperti masker, face shield dan membawa hand sanitizer. Disamping itu dilengkapi juga dengan identitas lain seperti surat tugas, rompi, tanda pengenal dan ransel.
Secara teknis lapangan, petugas bersama dengan Ketua RT atau pengurus yang ditunjuk Ketua RT akan mencermati database yang dibawa oleh petugas di ruang terbuka, misalnya di teras atau halaman rumah. Selanjutnya Ketua RT bersama dengan petugas akan berkeliling dari rumah kerumah menanyakan siapa saja dan berapa orang yang tinggal di rumah tersebut. Masyarakat dapat cukup menerima petugas di halaman rumah dengan tetap menjaga jarak, disamping karena memang pertanyaan yang disampaikan hanya beberapa hal pokok, sehingga tidak butuh waktu lama.
Dengan berkunjung dari rumahke rumah diharapkan tak ada satupun penduduk yang tidak tercatat atau tercatat lebih dari sekali, sehingga dapat diperoleh informasi terkait dengan jumlah penduduk baik de facto maupun de yure serta jenis kelamin sampai dengan wilayah terkecil secara tepat. Peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan terutama dalam hal menerima kedatangan petugas dan menjawab pertanyaan dengan jujur.
\nBantu pemerintah “Mencatat Indonesia”.
--Tri Karjono, Ketua Sekretariat SP2020 Provinsi Jawa Tengah
AYO BACA : TV Publik di Tengah Pusaran Gelombang Media
Editor: Abdul Arif