Wisata ke Ngebum Kaliwungu, Coba Tiram Bakarnya
Senin, 21 September 2020 Edi Prayitno

KALIWUNGU, AYOSEMARANG.COM - - Menikmati hidangan laut mungkin sering bagi masyarakat di Indonesia. Tapi menikmati biota laut tiram mungkin jarang sekali, karena penikmatnya biasanya kalangan tertentu saja.
Daging tiram sendiri bisa dimakan langsung mentah-mentah tanpa tersentuh menjadi makanan masak. Namun, tiram juga bisa disulap menjadi jajanan yang mampu membuat masyarakat penasaran dengan rasanya.
Di Kabupaten Kendal, terdapat sebuah tempat wisata yakni Pantai Ngebum Desa Mororejo Kecamatan Kaliwungu dengan menu khas tiram. Bahkan, sang pedagang hanya berjualan di akhir pekan dan hanya ada satu-satunya.
Namanya Khafidin, penduduk asli Mororejo ini sudah dua tahun berjalan fokus bisnisnya sebagai pedagang jajanan tiram yang ia olah dengan cara dibakar.
Biasanya, Khafidin sudah mangkal di posnya tak jauh dari pintu masuk pantai setiap Minggu pagi pukul 05.30 - 17.00 WIB. Berbekal alat capit, pisau dan tungku panggangan, laki-laki 33 tahun ini cekatan mengolah tiramnya agar bisa dikonsumsi.
AYO BACA : Ada Razia Masker, Pengendara di Kendal Kabur dan Putar Arah
"Saya jualan sejak akhir 2018 lalu. Saat itu masih sepi peminatnya, mungkin karena bentuk luarnya yang kurang menarik," terangnya.
Soal harga, cukup bersahabat dan ramah di kantong. Satu porsi tiram bakar dibandrol Rp 25.000. Setiap porsinya berisi 16-18 item tiram yang disajikan dalam nampan kayu lengkap dengan saos dan kecap.
Kebanyakan orang memakannya dengan cara mencocol daging tiram dengan saos dan kecap yang dicampur minyak wijen dan lemon. Akan tetapi, untuk menikmati makanan yang satu ini, calon konsumen harus menunggu proses pembakaran tiram yang memerlukan waktu.
Tak jarang pengunjung harus rela antre hanya untuk menikmati jajanan tiram bakar milik Khafidin. "Ya memang harus dibakar dulu sampai matang. Butuh waktu, belum kalau banyak yang pesan, harus antre," terangnya.
Khafidin menjelaskan, tiram-tiram tersebut didapatkan dari berburu di konservasi tiram Kalikawak perairan Mororejo. Awalnya, ia bersama teman lain mencarinya setiap Kamis-Sabtu. Stok yang dihasilkan dibersihkan serta dibiarkan terendam dalam air asin guna menjaga agar tiram tetap hidup dan bersih dari lumpur.
AYO BACA : Klaster Penyebaran Covid-19 Meluas di Pesantren Kendal
Kini, Khafidin tinggal menerima pasokan tiram setiap minggunya untuk dijualkan setiap akhir pekan.
Katanya, dalam beberapa waktu terakhir tiram bakar bikinannya mulai digemari banyak orang. Setiap harinya ia bisa menghabiskan 18 keranjang tiram atau 50 porsi tiram bakar.
Omzetnya pun cukup menjanjikan sebagai pedagang tiram bakar. Saat ramai pembeli, omzet Khafidin bisa mencapai Rp 1 juta dalam sehari. Keuntungannya pun mencapai 100 persen dari modal yang dikeluarkannya.
Selain itu, laki-laki yang kini juga sebagai pekerja di Kawasan Industri Kendal (KIK) memiliki prinsip penjualan yang cukup unik. Sebelum menjadi pedagang tiram bakar, Khafidin hanya ingin menjual makanan yang jarang dijual pedagang pada umumnya.
Ia ingin memberikan kesan khusus dagangannya kepada masyarakat tanpa harus meniru-niru pedagang lain.
"Bagi saya, saya tidak mau berdagang dengan mematikan pasaran pedagang lain. Itulah toleransi dalam berdagang, berusaha beda dengan rejeki masing-masing," ujarnya.
Guna meningkatkan bisnisnya, Khafidin masih mencari tempat yang strategis untuk membuka cabang. Namun, saat ini ia masih ingin fokus mengembangkan bisnis tiram bakarnya yang ada di lokasi Pantai Ngebum.
AYO BACA : DPRD Kendal Dukung Perkembangan Wisata Pantai Indah Kemangi
Editor: Abdul Arif