Hidup Mandiri di Rumah Tak Layak, Dua Anak Perempuan Disambangi Bupati Wihaji
Senin, 21 September 2020 Muslihun

BLADO, AYOSEMARANG.COM -- Dua anak perempuan kakak beradik warga Desa Selopajang Barat Kecamatan Blado, terpaksa hidup mandiri tanpa kedua orangtua di rumah yang jauh dari kata layak.
\n
\nImrothul Solehah (14) yang duduk di bangku kelas 8 MTS Al Sa'id Blado setiap hari harus berbagi tugas memasak dan membersihkan rumah bersama adik kandungnya Rahma Devina Lusiana (13) yang masih duduk di bangku kelas 6 MI Selopajang Barat.
\n
\nHidup serba keterbatasan dialami setiap harinya, Ibu yang seharusnya menjadi tempat bermanja dan berkeluh kesah sang anaknya harus rela meninggalkan kedua anaknya untuk mencari nafkah.
\n
\nAyahnya yang menjadi tulang punggung keluarga telah meninggal dunia sejak 13 tahun silam.
\n
\nMendengar kondisi tersebut Bupati Batang Wihaji menyempatkan menyambanginya ke rumahnya, Senin (21/9/2020).
Saya dilapori langsung oleh masyarakat, ternyata inilah potret warga kita. Saya kira dari sekian ini yang menjadi prioritas yang harus dibantu dan mendapat perhatian dari Pemerintah, kata Wihaji.
\n
\nWalapun rumahnya sudah dapat bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) merupakan baguan kecil yang harus dibantu.
\n
\nTapi yang lebih penting mensupport generasi berikutnya, walaupun sudah masuk dalam program keluarga harapan (PKH) tapi anak harus dikasih semangat karena ditinggal orang tuanya yang pulangnya satu bulan sekali, kata Wihaji.
\n
\nDi usia yang masih anak-anak harus belanja, masak sendiri dengan kondisi rumah yang tidak ada kamar mandi, tempat cuci, dan kakus (MCK).
Pemkab bantu untuk yang cepat untuk prioritas dulu seperti tempat tidur yang layak, tempat mandi dan dapur. Karena mereka butuh kepantasan selaku warga Batang, jelas Wihaji.
\n
\nWalaupun akses pendidikan dan kesehatan sudah gratis semua, tapi tetap Pemkab Batang memberikan tambahan beasiswa perbulan Rp250 ribu dan Rp500 ribu.
AYO BACA : Wihaji Tegaskan Islamic Center Tetap di Bekas Pangkalan Truk Banyuputih
Wihaji juga mengapresiasi atas kepedulian warga sekitar ketika tidak ada makan tetangganya selalu hadir membantunya.
Pernah mereka tidak makan dan atas kesadaran tetangganya dikasih makan, saya terima kasih atas kepeduliannya dan di sini pemerintah juga harus hadir, ungkap Wihaji.
Imrothul Solehah yang masih duduk dibangku kelas 8 MTS Al Sahid Blado dengan wajah polosnya mengatakan pernah dalam sehari tidak makan, karena tidak ada bahan makanan yang harus dimasak.
AYO BACA : Terjaring Operasi Yustisi Masker, Puluhan Warga Batang Nyanyikan Indonesia Raya
Sudah biasa seharusnya makan satu kali, karena memang tidak ada makanan dan tidak punya uang untuk beli makan, kata Imrotul Solehah.
Ia pun mengatakan kalau ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Kecamatan Doro Kabupaten Pekalongan, yang tidak setiap hari pulang ke rumahnya.
Ibu bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Doro, pulangnya sebulan sekali, pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Batang Wihaji menyerahkan bantuan sebesar Rp5 juta dan sembako.
AYO BACA : Pasar Wage Purwokerto Kebakaran, 10 Damkar Dikerahkan
Editor: Abdul Arif