Terdampak Pandemi, Bank Sampah Resik Becik Sempat Ingin Berhenti Beroperasi
Selasa, 22 September 2020 Abdul Arif

SEMARANG BARAT, AYOSEMARANG.COM -- Adanya pandemi covid-19 sempat memberi dampak terhadap pengelolaan Bank Sampah Resik Becik di Kota Semarang.
Pengelola Bank Sampah Resik Becik, Ika Yudha mengatakan, dampak yang paling dirasakannya ialah turunnya penjualan kreasi sampah saat awal pandemi covid-19 di bulan Maret.
Kita malah sempat berpikir untuk berhenti beroperasi dulu pas pandemi kemarin. Karena penjualan produk kreasi sampah yang merupakan harapan kami bisa dibilang turun 90%, ujarnya kepada Ayosemarang.com, Selasa (22/9/2020).
AYO BACA : Kijang+62 Chapter Kedu dan Salatiga Dideklarasikan
Ika menambahkan, selama Maret sampai Juli, pihaknya tidak memproduksi kreasi handmade dari sampah. Hal tersebut karena masih banyak stok barang yang tersimpan.
Tapi setelah dipikir-pikir teman-teman di resik becik lebih memilih beroperasi sedikit-sedikit. Dan Alhamdulillah meski sedikit yang penting bisa berjalan, imbuhnya.
Saat ditanya berapa sampah yang biasa masuk ke Resik Becik setiap bulannya, Ika menerangkan, jika memang sampah yang tersetorkan mengalami naik turun di saat pandemi ini.
AYO BACA : Guru Besar FK Undip Prof Soemantri Berpulang
Penurunan paling dirasakan ada di bulan Mei, sampah plastik yang bisa dikreasikan menjadi benda-benda daur ulang seperti tas, dan aneka wadah lainnya hanya mencapai 262 kg saja.
Kalau normalnya di sini setiap bulan sampah yang bisa didaur ulang seperti plastik, aneka dus, kertas, kaleng dan lainnya rata rata total sekitar 500 kg. Kalau Mei kemarin memang penurunan. Kenapa turun, kita nggak tau pasti sih mas, ucapnya.
Meski demikian, di bulan Juli dan Agustus, lanjut Ika, geliat masuknya sampah daur ulang sudah mengalami kenaikan dan penjualan benda-benda kreasi dari sampah sudah mulai ada kembali.
Bahkan saat awal pandemi jadwal ngisi seminar-seminar dicancel semua. Tapi mulai bulan bulan ini sudah ada kegiatan tapi tetap dengan protokol kesehatan, katanya.
AYO BACA : Jelang Kulminasi Utama, Sejumlah Wilayah di Jateng Alami Peningkatan Suhu
Editor: Abdul Arif