Bertahan di Tengah Pandemi, Perajin Tenun Desa Cepagan Batang Sasar Pasar Eropa
Selasa, 22 September 2020 Muslihun

BATANG, AYOSEMARANG.COM -- Desa Cepagan Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang memiliki produk unggulan berupa kain tenun.
Keunikan kain tenun yang diproduksi secara manual atau dengan menggunakan alat tenun bukan mesin, tekstur kainnya sangat lembut. Selama ini kain tenun tersebut bisa ditemui di Bali dan bahkan di Eropa.
Kepala Desa Cepagan, Hery Kiswanto mengatakan, perajin tenun sebelum masa pandemi covid-19 di Desa Cepagan ada sekitar 6, namun yang masih bertahan dan berproduksi hanya ada satu.
AYO BACA : Sosialisasikan Protokol Kesehatan, Polda Jateng Launching Kendaraan Tim Tindak Covid-19
“Di saat pandemi sekarang ini penurunan omzet sangat terasa, karena Bali sebagai pasar utama kain tenun belum pulih. Perajin tenun yang masih bertahan tinggal satu yang lain sudah berhenti," kata Hery Kiswanto.
AYO BACA : Jelang Liga 1, Pelatih PSIS Perbanyak Game Internal
Ia pun merencanakan selain membuat program pelatihan, ke depan pemerintah desa juga membantu dalam pemasaran melalui media sosial yang dirasa cukup efektif dan berperan.
"Pemerintah desa dalam mendukung UMKM berkomitemen membantu pemasaran melalui media-media sosial," jelas Hery Kiswanto.
Rozikin, satu-satunya perajin tenun Desa Cepagan yang masih bertahan mengatakan, pandemi covid-19 sangat terasa dampak bagi perajin tenun. Ia sempat berhenti berproduksi karena pemasaran kain tenun ke Bali agak terhambat.
Ia pun menjelaskan stateginya untuk menyiasati agar bisa bertahan yaitu dengan tetap berkomunikasi dengan relasi dan inovasi varian motif produksi tenun.
"Alhamdulilah dengan inovasi banyak varian motif menjadi keunggulan di masa pandemi, seperti selendang, sarung pantai dan syal dan kain rami cotton banyak diminati turis mancanegera," katanya.
Usaha yang digeluti oleh Rozikin sejak tahun 1990, tidak hanya dipasarkan di Bali dengan harga kisaran Rp12 sampai Rp25 ribu. Dan belum lama ini juga hasil produksi tenunnya diekspor ke berbagai negara di Eropa.
"Di saat pandemi ini inovasi tenun kami diekspor ke Amerika, Australia melalui perantara di Bali. Terakhir kita kirim ke Bali pada tanggal 11 dan 18 September ke Bali untuk diekspor ke negara Itali dengan kuota 500 pcs dan 200 meter kain rami," katanya.
AYO BACA : Kampaye Hitam Mulai Berseliweran di Medsos
Editor: Abdul Arif