Gandeng Dermawan, Bank Sampah Resik Becik Jalankan Program Donasi Masker
Selasa, 22 September 2020 Vedyana Ardyansah

SEMARANG BARAT, AYOSEMARANG.COM -- Sejumlah inovasi dilakukan pengelola Bank Sampah Resik Becik untuk menghadirkan kreasi daur ulang sampah di masa pandemi covid-19.
Meski di awal pandemi sempat terpukul dan hampir berhenti beroperasi sementara, dengan hadirnya inovasi karya baru tersebut, Bank Sampah Resik Becik bisa beroperasi meski perlahan.
Di awal pandemi lalu, di mana sempat berpikir untuk berhenti sementara, kita ada program donasi masker dari para dermawan yang ingin berdonasi saat harga masker mahal. Kita yang buat maskernya dari bahan perca dan kita juga yang menyalurkan masker, ujar Ika Yudha, salah satu pengelola Resik Becik, Selasa (22/9/2020).
AYO BACA : Bawaslu Kota Semarang Ajak Milenial Kawal Ketat Pilkada 2020
Jadi kita seperti perantara lah, ada orang yang ingin berdonasi, kita buat maskernya, dan menyalurkan ke masyarakat yang membutuhkan. Dari program itu pun Resik Becik tetap bisa berjalan, Imbuhnya.
Ika menambahkan, melalui program tersebut, tak sedikit para dermawan yang ikut berpartisipasi menyumbangkan uangnya untuk dijadikan masker. Sehingga masyarakat yang di awal pandemi merasa sulit mendapatkan masker bisa terbantu.
Sari bulan Maret sampai masker tak lagi susah didapat itu, kira-kira sudah 5 ribu masker yang kita donasikan. Untuk masker sendiri dari kain perca. Untuk program tersebut, kita dibantu 7 orang teman, katanya.
AYO BACA : Terdampak Pandemi, Bank Sampah Resik Becik Sempat Ingin Berhenti Beroperasi
Saat ditanya berapa sampah yang biasa masuk ke Resik Becik setiap bulannya, Ika menerangkan, jika memang sampah yang disetorkan ke tempatnya mengalami naik turun di saat pandemi ini.
Penurunan paling dirasakan ada di bulan Mei, sampah plastik yang bisa dikreasikan menjadi benda-benda daur ulang seperti tas, dan aneka wadah lainnya hanya mencapai 262 kg saja.
Kalau normalnya di sini setiap bulan sampah yang bisa didaur ulang seperti plastik, aneka dus, kertas, kaleng dan lainnya rata rata total sekitar 500 kg. Kalau Mei kemarin memang penurunan. Kenapa turun, kita nggak tau pasti sih mas, ucapnya.
Meski demikian, di bulan Juli dan Agustus, lanjut Ika, geliat masuknya sampah daur ulang sudah mengalami kenaikan dan penjualan benda-benda kreasi dari sampah sudah mulai ada kembali.
Bahkan saat awaln pandemi jadwal ngisi seminar-seminar di cancel semua. Tapi mulai bulan bulan ini sudah ada kegiatan tapi tetap dengan protokol kesehatan, katanya.
AYO BACA : Penderita Diabetes dan Hipertensi Diusulkan Pakai Gelang Khusus
Editor: Abdul Arif