Kompetisi Tak Jelas, PSIS Tekor Miliaran
Rabu, 14 Oktober 2020 Afri Rismoko

GAJAHMUNGKUR, AYOSEMARANG.COM -- CEO PSIS Yoyok Sukawi mengaku sudah merugi sekitar Rp7,5 miliar. Kerugian itu dialami karena penghentian kompetisi Liga 1 sejak Maret 2020 akibat pandemi.
Pria yang juga menjabat sebagai anggota DPR RI itu menerangkan, sekelas tim Liga 1, dana yang harus disiapkan minimal Rp3 miliar sampai Rp4 miliar. Uang tersebut untuk biaya merekrut pemain, tanggungan akomodasi, termasuk juga dana untuk membayar DP pemain.
AYO BACA : Liga 1 Tak Jelas, PSIS Setop Latihan
Apalagi meski kompetisi dihentikan sementara, klub masih wajib melakukan pembayaran gaji ke pemain. Yoyok menambahkan, saat pandemi ini bukan soal nominal saja yang membuat sulit. Akan tetapi mendapatkan pihak yang bersedia memberi pendanaan.
"Kalau biasanya tidak ada pandemi, kita bisa minta ke sponsor pembayarannya diajukan. Mereka setuju. Atau kalau sponsor tidak ada kita carikan hutang bank, dan bank banyak yang berminat sampai rebutan,” ujarnya, Rabu (14/10/2020).
AYO BACA : Dishub Kendal Patroli Gunakan Sepeda Listik di Lokasi CFD
"Kalau sekarang itu tidak bisa, situasinya pandemi. Yang ngutangi tidak ada, sponsor tidak ada, mau jual aset tidak ada yang beli. Sampai seberat itu. Padahal kebutuhan kan terus,” sambungnya.
Ia menjelaskan, saat ini para sponsor PSIS masih menahan pendanaan. Sehingga pemasukan ke klub masih tertahan.
"Mereka mensponsori PSIS karena suporternya banyak. lha pertandingan baru tiga kali dimainkan. Harusnya 34 pertandingan. Masa minta dibayar yang pertandingan lainnya, ya jelas tidak mau," katanya.
Ia menerangkan, sebagian besar sponsor PSIS menggunakan metode penghitungan per pertandingan.
"Terus ada juga sponsor yang sudah bayar atau penuh. Mereka bertanya, pertandingan cuma tiga kali main. Mau kembalikan uang atau diganti tahun depan?. Padahal uangnya sudah dipakai buat bayar pemain. Dan masa ia kita suruh pemain untuk kembalikan," tandasnya.
AYO BACA : Liga 1 2020 Ditunda, CEO PSIS: Ajur Mumur
Editor: Adib Auliawan Herlambang