Kembangkan Kelapa Kopyor untuk Tingkatkan Wisata di Kendal
Rabu, 23 Desember 2020 Edi Prayitno

KENDAL,AYOSEMARANG.COM -- Kelapa kopyor banyak diminati karena memiliki bentuk daging buah yang hancur dan kocak. Sebagian besar daging tidak melekat lagi di tempurung, karena dagingnya hancur, maka ia bercampur dengan air yang menjadikan tekstur nan lembut dan manis rasanya.
Pemerintah Kabupaten Kendal sendiri siap mengembangkan kelapa jenis ini, untuk meningkatkan kunjungan wisata di Kendal.
Sekretaris Kendal Moh Toha mengatakan, Pemerintah Kendal mendukung Kendal memiliki agro wisata khususnya kelapa kopyor.
\n
\n“Meski sudah ada beberapa agro wisata yang mengembangkan kelapa kopyor ini, tetapi tidak dilakukan secara masif. Nantinya dengan kerja sama ini akan dilakukan penanaman secara besar-besaran,” katanya saat membuka Forum Expose Pengembangan Destinasi Agro Berbasis Produk Kopyor Super Genjah (Kosuge) dan Eskalasi Bisnisnya di Kabupaten Kendal, Rabu (23/12/2020).
Sekda menambahkan, nantinya pengembangan tanaman ini akan memanfaatkan lahan kritis. Mengingat pohon kelapa tahan dengan segala cuaca dan kondisi, seperti air laut di wilayah pantai atau pesisir juga tahan danbisa tumbuh di tanah padas seperti di daerah pegunungan.
“Nanti akan kerja sama dengan petro dengan mengadakan pelatihan dan pemakaian zat kimia yang menguraikan tanah menjadi subur lebih gembur untuk ditanami. Tentunya akan menghasilkan buah yang lebih baik,” imbuhnya.
Pemerintah akan mendukung yang akan dilakukan untuk meningkatkan wisata di daerah. Karena ada beberapa wilayah yang mengelola wisata dengan tanaman kelapa kopyor ini bisa meningkatkan perekonomian.
“Nantinya akan dikembangkan di semua destinasi wisata agar menjadi tujuan sehingga bisa meningkatkan perekonomian didaerah tersebut,” pungkas sekda.
Solichoel Soekaemi, Pengelola Koperasi Agro Kelapa Kopyor Kabupaten Kendal mengatakan di Indonesia terdapat dua tipe kelapa kopyor. Yaitu tipe Dalam dan tipe Genjah. Dijelaskan, bibit kopyor tipe Dalam harus ditanam pada hamparan yang terisolasi dari tanaman kelapa lainnya untuk mencegah terjadinya perkawinan silang dengan kelapa normal.
Sedangkan pada bibit kelapa kopyor tipe Genjah hasil kultur embrio diperkirakan dapat dikembangkan pada areal yang relatif sempit pada lahan pekarangan tanpa harus diisolasi secara ketat karena sifat tanaman kelapa Genjah yang menyerbuk sendiri, jelas Solichoel.
Dijelaskan, pohon kelapa kopyor tipe Genjah, pada umunya dapat berbuah dalam umur yang relatif pendek 3-4 tahun setelah masa tanam.
Adanya budidaya kelapa kopyor tipe Genjah yang diolah dengan menggunakan sistem kultur embrio, diharapkan dapat mengatasi kebutuhan bibit kelapa kopyor yang menghasilkan buah kelapa kopyor secara maksimal, jelas Solichoel.
Dirinya berharap, dengan adanya forum ini, kerjasama dan dukungan serta kolaborasi dari semua pihak baik dari dewan/asosiasi, perusahaan, litbang, pemerintah pusat/daerah dan petani untuk memenuhi ketersediaan sumber benih yang cukup.
Dengan kerjasama ini, bisa mengembangkan kelapa kopyor khususnya Genjah dan meningkatkan pendapatan petani di Kabupaten Kendal, tukas Solichoel Soekaemi, dengan diamini peserta yang hadir.
Dalam acara yang dimoderatori Solichoel Soekaemi tersebut, hadir Sekda Kendal Moh Toha didampingi Asisten Pembangunan Kabupaten Kendal, Tavip Purnomo, Kepala Disporapar Kendal, Agung Setiawan dan Tokoh Masyarakat Prof Muhajirin Thohir, serta perwakilan Kelompok Tani dan perwakilan dari PT Petrokimia Gresik.
Editor: Abdul Arif