Mengapa Belum Menikah?
Selasa, 19 Januari 2021 Abdul Arif

AYOSEMARANG.COM -- Menikah merupakan sebuah ikatan suci, penyatuan cinta dua insan manusia yang saling mengaharap ridho Allah. Menikah merupakan ibadah terlama maka dari itu segogyanya kita bisa memilih partner ibadah yang bisa mendekatkan kita dengan Allah bukan sebaliknya. Tujuan dari menikah bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan biologis kedua belah pihak namun untuk membangun sebuah generasi, sebuah keluarga yang berlandaskan akan cinta kasih dengan selalu mengharap ridho Allah. Ada pula yang menganggap bahwa tujuan menikah ialah untuk menemukan kebahagiaan, berbagi keluh kesah dan menghabiskan waktu bersama pasangan. Apapun tujuan menikah yang ada dalam list anda yang terpenting anda tidak boleh melupakan kewajiban sebagai hamba untuk selalu bersujud kepada sang pencipta.
Hukum menikah yang berlaku dalam hukum takfili ada lima meliputi: Pertama, wajib untuk orang yang sudah mampu menikah, sedangkan nafsunya mendesak untuk melakukan hubungan suami istri yang dikhawatirkan akan terjerumus pada perzinaan. Kedua haram untuk orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nafkah lahir maupun batin kepada calon istri sedangkan nafsunya belum mendesak. Ketiga, sunnah untuk orang yang nafsunya mendesak dan mempunyai kemampuan untuk menikah, namun ia masih bisa menahan diri dari perbuatan haram. Keempat, makruf bagi orang yang memiliki penyakit lemah syahwat dan tidak mampu untuk membelanjakna istrinya. Kelima, mubah untuk orang yang tidak terdesak oleh alasan yang mewajibkan untuk menikah maupun alasan yang mengharamkan menikah. Itu merupakan hukum menikah sudah ada di tahap manakah anda?
Pertanyaan kapan menikah? memenuhi linimasa kehidupan, pertanyaan yang dilontarkan rekan, sahabat, sanak saudara, bahkan oran tua di media sosial maupun di kehidupan nyata terkadang membuat beban untuk para penerimanya. Para penanya ini seolah mendesak para singlelillah untuk segera melepas masa lajangnya. Entah itu hanya sebuah pertanyaan ataupun mengingatkan untuk menyempurnakan separuh agama. Lalu apa sebenarnya alasan para singlelillah belum menikah? Masih betah sendiri? Belum menemukan pasangan? Masih fokus dengan bidang yang digeluti? Banyak faktor yang menyebabkan seseorang belum menikah dan setiap orang memiliki alasan sendiri menggapa mereka masih betah melajang.
Ketika memutuskan untuk menikah berarti kita harus mampu menanggung segala konsekuensi dalam pernikahan. Menyatukan dua pendapat, musyawarah dalam menentukan pilihan, mengalah, menjadi tempat bersandar, saling menerima keluh kesah, saling toleransi, tidak menyalahkan pasangan satu sama lain, dan selalu bisa mawas dan intropeksi diri. Dalam menikah terkadang perbedaan pendapat akan mewarnai kehidupan rumah tangga, jangan malu untuk meminta maaf kepada pasangan adalah salah satu kunci kebahagiaan dalam kehidupan berumah tangga.
AYO BACA : Unik, Pasangan di Kediri Menikah dengan Mahar Google Adsense
Sebelum memutuskan untuk menikah anda harus mulai bertanya pada diri anda sendiri apakah hanya karena iri terhadap rekan-rekan anda yang sudah memiliki pasangan dan buah hati, karena desakan umur, atau karena paksaan dari orang tua. Anda harus menganalisa apa sebenarnya alasan anda menikah setelah itu semua anda temuakan luruskan niat anda, bahwa anda ingin menikah untuk menyempurnakan separuh agama dan mendapat ridho Allah SWT.
Menikmati Proses Penantian
Saat anda sudah benar-benar siap dan takdir sudah mengiakan maka pada saat itu anda akan dipertemukan akan dipertemukan dengan jodoh yang sudah Allah tuliskan di Lauful Mahfudz. Bukankah Allah menciptakan hambanya berpasang-pasangan. Jadi jangan pernah khawatir akan siapa jodoh anda dan kapan datangya. Terus mencoba memperbaiki diri, mendekatkan diri dan menyiapkan diri hingga pada saat yang tepat saat anda benar-benar siap Allah akan mengirimkan separuh jiwa anda kehadapan anda, lengkap dengan cinta dan kasih sayangnya.
Sesuatu itu membutuhkan proses hingga menemui jalan akhir seperti seekor ulat yang harus melewati proses metamorfis untuk menjadi sebuah kupu-kupu yang cantik. Sama seperti menunggu jodoh datang sebelum anda dipertemukan dengannya nikmati saja proses penantian tersebut sambil menyeduh kopi dan mengahbiskan sepring tempe mendoan. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam proses penantian anatara lain: pertama, bersabar, proses penantian yang tidak di tentukan waktunya akan memakan waktu yang tidak bisa diprediksi maka dari itu bersabar adalah salah satu cara supaya bisa menikmati proses ini.
AYO BACA : Terungkap Kapan Ria Ricis dan Reza Surya akan Menikah
Kedua, mencintai dengan sewajarnya. Seseorang yang sedang dimabuk cinta biasanya akan mengaitkan apapun dengan orang yang ia cintai, membicarakannya tiap waktu, memikirkannya tiap waktu bahkan memandanggi fotonya setiap ada kesempatan, namun jangan sampai menduakan dan melebih-lebihkan cintanya melebihi cintamu terhadap Allah. Dan jangan terlalu berfokus pada masalah percintaan hingga melupakan ada dua orang yang sangat tulus mencintai kita yang terkadang lupa berdoa untuk diri mereka sendiri karena melapalkan doa untuk kita, mereka adalah kedua orang tua kita. Dua orang yang merawat dan menjaga kita hingga sekarang.
Ketiga, selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Sebuah proses yang akan memakan waktu ini harus digunakan untuk senantiasa mengingat Allah, melibatkan Allah dalam segala urusan dengan seperti itu karena orientasi kita adalah mendapat ridho Allah, insyaallah apapun yang akan Allah beri akan kita terima dengan lapang dada. Beberapa cara mendekat pada Allah antara lain: selalu menjaga shalat lima waktu dan menambahnya dengan shaat sunah. Shalat merupakan sebuah media komunikasi hamba kepada Tuhannya. Sebuah ritual sakral yang setelah melakukannya kita akan mendapat ketenangan dalam hidup, tadarus Alquran, Berpuasa, menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Itu merupakan beberapa hal cara mendekatkan diri terhadap Allah.
Keempat, Menyederhanakan Kriteria Pasangan. Setiap insan sudah pasti memiliki list kriteria tersendiri untuk menjadi pendamping hidupnya, namun terkadang seseorang lupa untuk menyederhanakan kriteria pasangannya, sehingga dia selalu merasa bahwa apa yang ada di depannya selalu kurang karena tidak memenuhi list yang telah ia tentukan. Setiap orang berhak memiliki ceklist kriteria pasangan yang bisa menjadi pendamping hidupnya, namun jangan melupakan bahwa tidak ada manusia yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah. Dengan seperti ini anda bisa mensyukuri segala yang Allah berikan. Karena setiap pasangan diciptakan utuk saling melengkapi bukan mendominasi atau menghakimi.
Kelima, menyibukan diri dengan hal positif, banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan dalam proses penantian ini, anatara lain dengan: membaca hal yang berkaitan dengan pernikahan, edukasi ini bisa dijadikan bekal pra-nikah, banyak buku yang menuliskan tentang pernikahan yang dikemas dengan apik sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya. Membaca buku mengenai parenting juga sangat dianjurkan supaya saat memiliki buah hati anda sudah benar-benar siap merawat dan mendidik buah hati anda.
Jadi mulai sekarang jangan pernah risau ya, ketika pertanyaan kapan menikah? Atau menggapa belum menikah? Mewarnai kehidupan anda. Jawab saja pertanyaan itu dengan guyonan atau meminta doa agar disegerakan. Percayalah akan ada saatnya anda akan berdampingan dengan orang yang anda cintai dipelaminan. Menyalami tamu undangan dengan raut muka bahagia, dan membina keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Lalu kapan anda memutuskan untuk menikah?
Penulis: Anisa Rachma Agustina, Mahasiswa Prodi PAI, Penggiat Literasi Pena Aswaja STAINU Temanggung
AYO BACA : Yuk, Menikah saat Pandemi Covid-19, Ini Syaratnya
Editor: Abdul Arif