Epidemolog Usulkan Lockdown di Jawa, Ini Reaksi Ganjar Pranowo

- Kamis, 28 Januari 2021 | 06:53 WIB
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memimpin Rapat Koordinasi Pencegahan Covid-19 di Gedung A Lantai 2, Senin (6/4/2020). (dok)
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memimpin Rapat Koordinasi Pencegahan Covid-19 di Gedung A Lantai 2, Senin (6/4/2020). (dok)

SEMARANG SELATAN, AYOSEMARANG.COM -- Pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai kebijakan untuk menekan penyebaran Covid-19, dari pembatasan sosial berskala besar (PSBB) hingga pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Namun, angka positif Covid-19 terus naik dan terus melaju.  

Seorang epidemolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mendesak pemerintah melakukan mekanisme lockdown. Dicky meminta lockdown dilakukan di seluruh pulau Jawa.

Menanggapi hal itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, sudah banyak negara yang menggunakan teori lockdown, namun belakangan kasus Covid-19 kembali muncul.

"Sebenarnya kalau pakai teori itu sudah banyak juga. Ada yang sudah pernah lockdown, gitu kan, tapi muncul lagi. Sekarang ada banyak pertimbangan, yang dibutuhkan itu sebenarnya dukungan masyarakat," kata Ganjar di Semarang, Rabu (27/1/2021).

Ganjar menegaskan, lockdown itu bukan tanpa masalah. Statemen soal lockdown itu gampang, akan tetapi banyak persoalan yang harus diselesaikan dengan adanya kebijakan itu.

AYO BACA : Usulan Ganjar Diterima Pusat, Kemenhub Gunakan Genose Sebagai Alat Uji Resmi Covid-19

"Statement lockdown itu gampang. Harus lockdown. Oke. Tapi kan turunanya kan banyak yang harus diselesaikan," ucapnya.

Memang banyak diskusi yang digelar soal lockdown ini, mereka yang mengamini teori ini menilai bahwa persoalan turunan dari kebijakan lockdown menjadi urusan pemerintah. Mereka menilai, seharusnya pemerintah bisa mengatur persoalan itu.

"Oh tidak. Tidak semudah itu. Benturan-benturan mesti kita eliminasi. Idealnya begitu (lockdown), tapi kalau nggak bisa, ya kita ambil grade yang kedua," tegasnya.

Hari ini lanjut Ganjar, yang dibutuhkan adalah edukasi dan sosialisasi. Dukungan masyarakat juga harus ditingkatkan. Untuk itu, dirinya sudah meminta Disporapar, Disperindag dan lainnya yang menangani soal bisnis, agar terus mengedukasi adaptasi baru dan tertib. 

Ia mencontohkan, restoran, mall, pasar, rumah makan semuanya ditata dengan protokol kesehatan yang ketat, maka itu bisa berdampak positif.

AYO BACA : Menkes Sebut Kasus Covid-19 Tembus 1 Juta Akibat Libur Akhir Tahun

"Sebenarnya semuanya bisa untuk tertib. Kalau sebelumnya di restoran itu ada 50 kursi, dipangkas jadi 20 dan ditata dengan jarak dan diberikan partisi. Kalau semua sadar dan mendukung, sebenarnya bisa. Sambil pemerintah mengedukasi dan mengontrol," imbuhnya.

Setelah itu lanjut dia adalah ketegasan. Makin tegas protokol kesehatan, menurutnya akan semakin baik.

Halaman:

Editor: Adib Auliawan Herlambang

Tags

Rekomendasi

Terkini

X