Rekrutmen P3K Tenaga Pendidik Baru 550 Ribu, DPR Minta Pemda Mendata Honorer
Jumat, 29 Januari 2021 Muslihun

BATANG, AYOSEMARANG.COM -- Target rekrutmen 1 juta Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) atau P3K untuk tenaga honorer di bidang pendidikan baru mencapai 550 ribu secara nasional. Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih menyebut hal itu lantaran pemerintah daerah (Pemda) masih ragu.
“Kemarin ketika rapat dengar pendapat (RDP) dari Kementerian keuangan menyampaikan, sesungguhnya nanti anggaran gaji P3K dianggarkan di APBN dan dimasukkan ke dana alokasi umum (DAU) di masing – masing daerah, tapi masih ada keraguan dari daerah karena baru statemen,” katanya, saat kunjungan komisi X di Kabupaten Batang, Jumat (29/1/2021).
Ia berharap kepada Pemkab untuk mendata dan mengajukan P3K dari honorer tenaga pendidik. Karena semangatnya bukan rekrutmen tapi lebih pada apresiasi kepada mereka yang telah mengabdi selam bertahun–tahun mendidik anak bangsa yang harus diberi penghargaan.
“Tuntutan mereka bukan dikasih duit, tapi andaikan ada rekrutmen tolong hargai masa pengabdian. Jangan samakan dengan yang tidak berbuat apa–apa baru daftar langsung diterima jadi P3K atau PNS,” katanya.
Ketika nanti orang yang diterima jadi P3K atau PNS, kata dia, akan menyingkirkan guru honorer yang ada di sekolah, Padahal yang dulu ketika sekolah mengalami kekosongan guru mereka yang kerja.
“Oleh karena itu, fresh graduate yang lulus dari P3K atau PNS agar ada masa magangnya, sehingga tidak tiba – tiba menyingkirkan yang tenaga honorer,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batang, Achmad Taufik menuturkan, guru wiyata bakti itu ada yang baru dan ada yang sudah senior yang sudah mengabdi 12 tahun.
“Saya minta kepada Komisi x DPR RI, guru wiyata bakti yang usainya sudah di atas 35 tahun bisa diangkat menjadi P3K, tapi masih memenuhi syarat usia bisa diprioritaskan ke ASN,” kata Achmaf Taufik.
Ia pun mengatakan sangat kesulitan apabila yang diangkat atau yang direkrut CPNS baru tidak dari wiyata bakti. Karena kan menggeser formasi dari guru wiyata bakti di sekokah.
Editor: Abdul Arif