KENDAL, AYOSEMARANG.COM - Perkembangan teknologi sering dimanfaatkan orang tidak bertanggung jawab untuk melakukan propaganda menyebarkan ideologi yang menyimpang.
Ideologi Pancasila mulai banyak mendapat tantangan dari ideologi-ideologi lain, yang sifatnya menggerus semangat Pancasila dari jiwa bangsa.
Propaganda tersebut dilakukan di media sosial. Oleh karena itu masyarakat dapat bijak dan pintar dalam memilah dan memilih informasi.
“Bijaklah dan pintar-pintarlah dalam memilih dan memilah informasi yang didapat dari media sosial,” ungkap anggota komisi V DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Mochamad Herviano Widyatama saat sosialisasi empat pilar kebangsaan, di Balai Desa Kalipakis Sukorejo, Kendal, Minggu 5 Maret 2023.
Mochamad Herviano yang menjabat Ketua DPP Banteng Muda Indonesia (BMI) menambahkan, dalam perjalanan sejarah, Indonesia mencapai kemerdekaan tahun 1945, serta ketika masa mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945 itu, pernah mengalami fase Indonesia Serikat. Pengaruh Kolonial Belanda, untuk memecah negeri ini, menjadi negara-negara kecil.
“Akan tetapi dengan semangat juang para pahlawan dan pendahulu kita, Alhamdulillah, Puji Syukur kepada Allah kita dipersatukan lagi menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia,” imbau Mas Vino.
Empat pilar berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika, harus menjadi prinsip dan dasar kita hidup dalam kebersamaan. Sebagai anggota DPR/MPR, menurut Vino, berkewajiban menyampaikan kepada masyarakat tentang pandangan hidup berbangsa dan bernegara, yang didasari serta dijiwai oleh ideologi Pancasila.
“Indonesia adalah negeri yang besar dengan sumberdaya alam yang melimpah yang banyak diinginkan oleh negeri-negeri lain. Anugerah kekayaan dari Tuhan yang tiada tara dengan suku, agama, dan budaya yang berbeda-beda harus kita rawat bersama,” ujar Vino.
Baca Juga: Soal Banjir Kendal, Gus Tommy Sebut Ini Penyebabnya
Menurutnya, perbedaan bukan suatu kelemahan, justru menjadi kekuatan besar. Sebagai keluarga besar PDI Perjuangan, tegas Vino, harus mampu merawat rasa persatuan, dan mempersatukan bangsa. Salah satunya dengan cara bergotong-royong, dan mengabdikan ilmu untuk amal kepada rakyat kecil.
Menghubungkan ilmu pengetahuan dengan perbuatan ini, jelas Vino, pernah dikatakan oleh Presiden Soekarno saat menyampaikan pidato di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, pada tahun 1951.
“Beliau berkata, ilmu pengetahuan hanyalah berharga penuh jika ia dipergunakan untuk mengabdi kepada praktik kehidupan manusia, atau praktik hidup bangsa, atau praktik kehidupan kemanusiaan. Buatlah ilmu berdwitunggal dengan amal. Jika tekad cinta tanah air ini merasuk dalam dada setiap anak bangsa, terutama generasi muda, saya optimis untuk berpuluh bahkan beribu tahun ke depan NKRI akan terus berdiri dan bangsa ini jauh dari perang saudara yang menyakitkan,” tegas Vino.
Sementara itu, Kepala Desa Kalipakis Sukorejo, Anwar, mengucapkan terima kasih kepada Herviano, yang telah memilih desanya untuk dijadikan tempat sosialisasi empat pilar kebangsaan. Ia berharap, warga desa Kalipakis yang ikut dalam acara tersebut, bisa menularkan materi yang diterima kepada warga lain yang belum berkesempatan mengikuti empat pilar kebangsaan.
Artikel Terkait
Penyeberangan Kendal-Kumai Bakal Tambah Armada Kapal
Tanaman Padi Ambruk Terkena Hujan, Hasil Panen Petani di Kendal Berkurang 20 Persen
Ganggu Kamtibmas di Bulan Ramadhan, Polres Kendal akan Tindak Tegas dan Terukur
Sejak Awal Tahun 2023, Kendal Dilanda 6 Bencana Banjir
PAUD dan Kelompok Bermain Mulai Implementasikan Kurikulum Merdeka
Al Cholil Bersholawat Dipadati Ratusan Warga Kaliwungu Kendal
Cuaca Perairan Kendal Belum Normal, Nelayan Diminta Utamakan Keselamatan Berlayar
Cegah Miskomunikasi saat Pemilu, Komisi A DPRD Kendal Undang KPU dan Bawaslu untuk Dialog Bersama
Marathon Charity Run 105 Kilometer untuk Galang Donasi Bagi Anak Difabel