Mengenal Keluarga Pelopor Lunpia Semarang, Awal Mula Kelahiran Cik Lien, Cik Me Me, Gang Lombok dan Mataram

- Selasa, 28 Maret 2023 | 16:13 WIB
Meilani Sugiarto, pemilik Lunpia Cik Me Me adalah garis keturunan dari pelopor lunpia Semarang. (Istimewa)
Meilani Sugiarto, pemilik Lunpia Cik Me Me adalah garis keturunan dari pelopor lunpia Semarang. (Istimewa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Lunpia Cik Me Me jadi salah satu tempat mendapatkan kuliner khas di Kota Semarang.

Lokasi Lunpia Cik Me Me berada di Jalan Gajahmada Nomor 107 Semarang dan selalu jadi rujukan.

Satu yang membuat istimewa, Lunpia Cik Me Me memakai resep pelopor lunpia di Semarang karena kebetulan sang pemilik adalah generasi keturunannya.

Baca Juga: Gorengan hingga Kolak Ternyata Tak Baik Dikonsumsi saat Buka Puasa, Kenapa?

Meilani Sugiarto, pemilik Lunpia Cik Me Me menjelaskan bahwa dia masih keturunan maestro lunpia di Kota Semarang yang bernama Tjoa Thay Yoe.

Perkembangan sejarah lunpia di Semarang memang tak bisa lepas dari peranan pasangan suami istri Tionghoa – Jawa, Tjoa Thay Yoe dan Mbok Wasi.

Di zaman dulu dan sebelum menikah, keduanya adalah penjual lunpia keliling di pelosok gang-gang Kota Semarang dengan ciri khasnya masing-masing.

Awalnya sang moyang Cik Meme, Tjoa Thay Yoe, asli Cina dari Provinsi Fu Kien datang ke Semarang sekitar tahun 1800.

Baca Juga: Benarkah Kurma Harus Dimakan Ganjil Saat Buka Puasa Ramadhan Seperti Anjuran Nabi Muhammad SAW?

Dia memulai membuka usaha dagang makanan khas China, sejenis martabak berisi rebung dan dicampur daging babi yang digulung dengan rasa asin. Jualannya laris manis digemari masyarakat keturunan Tionghoa dan Semarang.

Di waktu yang sama, ada Mbok Wasi pedagang asli Semarang menjual mirip martabak milik Tjoa Thay Yoe, bedanya martabak Mbok Wasih diisi dengan campuran daging ayam cincang, udang dan telur dengan rasa manis.

“Keduanya berdagang keliling dari gang ke gang di Kota Semarang tahun 1850 an, walau bersaing dalam berdagang tapi secara sehat,” kata Cik Meme.

Hingga akhirnya, tahun 1870 kedua pedagang itu menikah, mereka lalu menciptakan jajanan khas Semarang menggabungkan akulturasi budaya antara Tionghoa dan Jawa pada racikan lunpianya.

Baca Juga: Nggak Perlu Bingung Cari Inspirasi Resep Menu Buka Puasa Ramadhan 2023, Tinggal Install 3 Aplikasi Ini di HP!

Halaman:

Editor: Rahma Rizky Wardani

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X