Mengenal Pasangan Tjoa Thay Yoe dan Mbok Wasi, Pedagang Keliling yang Mempelopori Lunpia Semarang

- Jumat, 31 Maret 2023 | 15:00 WIB
Lunpia Cik Me Me salah satu brand lunpia Semarang yang lahir dari satu peranakan. (Cik Me Me)
Lunpia Cik Me Me salah satu brand lunpia Semarang yang lahir dari satu peranakan. (Cik Me Me)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Berbagai jenis brand lunpia Semarang ternyata lahir dalam satu peranakan.

Berbagai jenis brand lunpia Semarang yang lahir dalam satu peranakan itu seperti Lunpia Cik Me Me, Lunpia Gang Lombok, Lunpia Mataram, dan Lunpia Mbak Lien.

Semua brand lunpia Semarang itu berasal dari satu pasangan orang Tionghoa bernama Tjoa Thay Yoe dan Mbok Wasi.

Baca Juga: Berburu Kurma Dekat Alun-alun Kota Semarang, dari Jenis Madinah, Tunisia hingga Mesir, Bisa Beli Eceran!

Meilani Sugiarto pemilik Lunpia Cik Me Me menjelaskan perkembangan sejarah lunpia di Semarang memang tak bisa lepas dari peranan pasangan suami istri Tionghoa-Jawa, Tjoa Thay Yoe dan Mbok Wasi.

Di zaman dulu dan sebelum menikah keduanya adalah penjual lunpia keliling di pelosok gang-gang Kota Semarang dengan ciri khasnya masing-masing.

Awalnya sang moyang Cik Meme, Tjoa Thay Yoe, asli China dari Provinsi Fu Kien datang ke Semarang sekitar tahun 1800.

Dia memulai membuka usaha dagang makanan khas China, sejenis martabak berisi rebung dan dicampur daging babi yang digulung dengan rasa asin. Jualannya laris manis digemari masyrakat keturunan Tionghoa dan Semarang.

Di waktu yang sama, ada Mbok Wasi pedagang asli Semarang menjual mirip martabak milik Tjoa Thay Yoe, bedanya martabak Mbok Wasih diisi dengan campuran daging ayam cincang, udang dan telur dengan rasa manis.

“Keduanya berdagang keliling dari gang ke gang di Kota Semarang tahun 1850 an, walau bersaing dalam berdagang tapi secara sehat,” kata Cik Meme.

Hingga akhirnya, tahun 1870 kedua pedagang itu menikah, mereka lalu menciptakan jajanan khas Semarang menggabungkan akulturasi budaya antara Tionghoa dan Jawa pada racikan lunpianya.

Baca Juga: Ajarkan Sejak Dini Edukasi Safety Riding untuk Anak-Anak di Kampung Safety Riding Semarang

Bedanya dalam produk kuliner yang baru itu mereka menghilangkan isian daging babi dengan daging ayam dan telur.

“Ada perpaduan yang awalnya hanya berisi potongan rebung kemudian ditambahkan juga telur ayam serta bumbu rempah lainnya agar rasanya semakin nikmat. Hingga terciptalah lunpia dengan rasa istimewa khas Semarang yang memadukan rasa gurih, asin, dan manis,” katanya.

Halaman:

Editor: Ica Agustin

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X