SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Berikut ini ulasan mengenai meng-krama inggil-kan kata dalam dialek semarangan.
Dalam bahasa Jawa terdapat tiga kata yang bermakna kepala sebagai organ tubuh, yakni endhas/ndhas, sirah, dan mustaka.
Di dialek mataraman, endhas digunakan untuk merujuk pada kepala binatang (contoh: endhas pitik, endhas sapi).
Baca Juga: Link Live Streaming Timnas Indonesia U23 vs Filipina, Main Pukul 16.00 WIB
Bagaimana di dalam dialek semarangan? Penulis buku Halah Pokokmen Kupas Tuntas Bahasa Semarangan, Hartono Samidjan pun memberikan ulasannya.
Hartono menuliskan dalam dialek semarangan, endhas atau lebih sering diucapkan ndhas juga dipakai merujuk pada kepala orang.
"Kata ndhas dipakai dalam ragan ngoko oleh para penutur yang berusia sebaya, sama-sama muda atau sama-sama tua, dan sudah akrab," tulisnya.
Adapun kata sirah dipakai dalam ragam ngoko alus dan krama madya oleh penutur sebaya yang belum akrab serta penutur muda kepada lawan tutur yang lebih tua.
Artikel Terkait
(KAMUS SEMARANGAN) Frasa Istilah Khas Dialek Semarangan, Mulai Pecah Ndhase Hingga Koyane Gedhi
(KAMUS SEMARANGAN) Penyingkatan Kata dalam DIalek Semarangan, Mulai Mangpi, Sak Ler, Ngko Sik HIngga Ji Thok
(SEMARANGAN) Tradisi di Masjid Layur Part 1, Sejarah Menara dan Tidak Diperuntukkan Bagi Jemaah Perempuan
(SEMARANGAN) Tradisi di Masjid Layur Part 2: Kopi Arab yang Melegenda Hadir di Setiap Bulan Ramadhan
(KAMUS SEMARANGAN) Meski Terkesan Keras dan Lugas, Dialek Semarangan Tetap Perhatikan Unggah-ungguh Basa
(SEMARANGAN) Berkunjung ke Makam Ki Ageng Pandanaran Part 1: Sang Pendiri Kota Semarang
(SEMARANGAN) Selalu Berbagi Adalah Salah Satu Hal yang Diajarkan Ki Ageng Pandanaran
(KAMUS SEMARANGAN) Contoh Dua Kata yang Punya Banyak Makna dalam Dialek Semarangan
(SEMARANGAN) Makam Kanjengan Semarang Part 1: Milik Nyi Kerti Timpang, Sang Pelindung Rumah Bupati
(SEMARANGAN) Makam Kanjengan Semarang Part 2: Tak Dipindah Karena Punya Histori Sejarah dengan Kanjengan