CANDISARI, AYOSEMARANG.COM - Lokasinya berada Jalan Tentara Pelajar atau di ujung turunan Tanah Putih, namun orang lebih akrab menyebutnya dengan “Pasar Kambing”.
Padahal jika dilihat secara seksama, di daerah itu tidak ada Pasar Kambing.
Mungkin satu yang bisa dijadikan tanda adalah sebuah patung kambing di pojokan jalan yang sebetulnya tetap saja itu tidak menunjukan sebuah Pasar Kambing.
Baca Juga: Harga Tiket Masuk Wisata Taman Air Kalibening Magelang, Lengang dan Cocok untuk Liburan
Namun sejarah menunjukan kenyataan yang berbeda.
Salah seorang sejarawan Kota Semarang yakni Rukardi Ahmadi mengatakan, jika di lokasi itu dulu memang ada Pasar Kambing.
Pasar itu muncul sekitar tahun 1970-an.
“Pasar Kambing itu terbentuk secara alamiah, bukan pasar yang dikonsep oleh Pemerintah Kota Semarang,” ujar Rukardi.
Pasar Kambing itu juga sempat jaya di sekitar tahun 1980 sampai 1990.
Artikel Terkait
Serius Angkat UMKM, Wali Kota Semarang Minta Pegawai Pemkot Pakai Baju Adat Semarangan
(SEMARANGAN) Tradisi Ramadhan Masjid Kauman Semarang: Semaan Quran yang Sudah Digelar Selama Puluhan Tahun
(SEMARANGAN) Tradisi Ramadhan Masjid Kauman Semarang: Petis Bumbon Kuliner Melegenda untuk Berbuka
(KAMUS SEMARANGAN) Frasa Istilah Khas Dialek Semarangan, Mulai Pecah Ndhase Hingga Koyane Gedhi
(KAMUS SEMARANGAN) Penyingkatan Kata dalam DIalek Semarangan, Mulai Mangpi, Sak Ler, Ngko Sik HIngga Ji Thok
(SEMARANGAN) Tradisi di Masjid Layur Part 1, Sejarah Menara dan Tidak Diperuntukkan Bagi Jemaah Perempuan
(SEMARANGAN) Tradisi di Masjid Layur Part 2: Kopi Arab yang Melegenda Hadir di Setiap Bulan Ramadhan
(KAMUS SEMARANGAN) Meski Terkesan Keras dan Lugas, Dialek Semarangan Tetap Perhatikan Unggah-ungguh Basa
(SEMARANGAN) Berkunjung ke Makam Ki Ageng Pandanaran Part 1: Sang Pendiri Kota Semarang
(SEMARANGAN) Selalu Berbagi Adalah Salah Satu Hal yang Diajarkan Ki Ageng Pandanaran