BATANG, AYOSEMARANG.COM - Penerapan sistem pemilu proporsional terbuka dan tertutup di tahun 2024 nanti masih terus diperdebatkan.
Namun menurut Dosen Ahli hukum Perdata Universitas Diponegoro (Undip) Dr.Sri Wahyu Ananingsih,SH.MH menyebutkan sistem proposional terbuka masih menjadi pilihan terbaik pada Pemilu 2024 mendatang.
Menurutnya sistem tersebut lebih ideal untuk mewujudkan demokrasi di Indonesia. Meski begitu, masih perlu dibenahi. Khususnya, agar partai politik menyediakan kader-kader yang berkualitas.
Baca Juga: Jadi Korban Rudapaksa Oknum Guru Bejat, Siswi MA Lapor ke Polres Batang
"Kalau saya lebih ke proporsional terbuka seperti sekarang. Hanya saja harus ada pembenahan di internal parpol. Sehingga menghadirkan kader-kader yang berkualitas. Tidak hanya mengambil kader dari pihak luar. Tapi ada peningkatan kapasitas di internal parpol, dan pembenahan parpol," ujar Dosen Ahli Hukum Perdata Universitas Diponegoro (Undip) Semarang usai menjadi pemateri di acara Bawaslu Batang beberapa waktu lalu.
Sri Wahyu Ananingsih juga mengatakan demokratis di Indonesia lebih ideal jika menggunakan proporsional terbuka seperti sekarang. Tapi harus ada pembenahan-pembenahan di parpol dan lain sebagainya.
"Sistem proporsional terbuka dapat meningkatkan masyarakat untuk berperan aktif untuk menggunakan hak suaranya. Namun juga ada potensi money politik di luar partai," ujar Sri Wahyu Ananingsih.
"Dugaan potensi politik uangnya ada di luar partai. Karena nantinya Masing-masing peserta pemilu ini berkompetisi secara fight di luar parpol. Mereka berlomba mencari suara per individu di masyarakat," ujar Sri Wahyu Ananingsih.
Baca Juga: Siswi MA Batang Korban Rudapaksa Gurunya Jalani Visum, Punya Bukti Chat Mesum
Anggota Bawaslu Provinsi Jateng Periode 2017-2022 itu juga mengatakan proporsional tertutup bisa memperkecil peran serta masyarakat dalam menggunakan hak suaranya. Dan ada kemungkinan terjadinya dugaan pelanggaran, seperti politik uang di internal parpol.
"Ada potensi dugaan politik uang terjadi di internal parpol. Nanti siapa yang jadi nomor 1 nomor 2 nomor 3 berapa jumlah yang harus dikeluarkan. Itu minusnya.
Tapi plusnya boleh dikatakan lebih mudah lebih murah. Karena tidak mengeluarkan perlengkapan terkait suara dan sebagainya," imbuhnya.
Artikel Terkait
Ketua Bawaslu Batang: Banyak Potensi Pelanggaran ASN di Pemilu, Penegakannya Terkendala Regulasi
Sidak Tempat Mesum Para Remaja, Satpol PP Batang Malah Temukan Miras
Target Meleset, Kabupaten Batang Peringkat 5 POPDA Tingkat Eks Karesidenan Pekalongan
Bulan Ramadhan 2023, Ini Jam Operasional Terbaru Tempat Hiburan Malam di Kabupaten Batang
Pedagang Takjil Musiman Jalan Veteran Jadi Pusat Kuliner Bulan Ramadahan 2023 di Batang
Antisipasi Kejahatan dan Balap Liar di Ramadhan 2023, Polres Batang Rutin Patroli di Sejumlah Titik Rawan
Sayur Batang Lompong dan Belut Cocok Jadi Menu Berbuka Puasa
Oknum Guru di Batang Diduga Lakukan Rudapaksa Siswinya
Siswi MA Batang Korban Rudapaksa Gurunya Jalani Visum, Punya Bukti Chat Mesum
Jadi Korban Rudapaksa Oknum Guru Bejat, Siswi MA Lapor ke Polres Batang