Politik Identitas Berbahaya, Harus Dihindari Jelang Pemilu 2024

- Sabtu, 20 Mei 2023 | 15:45 WIB
Staf Ahli Bidang Hukum dan HAM Menteri Agama, Prof Dr Abu Rokhmad saat memaparkan materi pada Seminar Pencegahan Penyebaran Politik Identitas di Lingkungan Pendidikan di Semarang, Sabtu 20 Mei 2023. (Dok)
Staf Ahli Bidang Hukum dan HAM Menteri Agama, Prof Dr Abu Rokhmad saat memaparkan materi pada Seminar Pencegahan Penyebaran Politik Identitas di Lingkungan Pendidikan di Semarang, Sabtu 20 Mei 2023. (Dok)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Politik identitas akan berdampak pada permasalahan bangsa dan negara. Untuk itu, jelang Pemilu 2024 mestinya kita bisa hindari politik indentitas demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Jika terus-terusan politik identitas dikembangkan di Indonesia maka akan berdampak pada keutuhan bangsa dan negara," ujar Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof Dr Suyitno M,Ag di Semarang, dalam Seminar Pencegahan Penyebaran Politik Identitas di Lingkungan Pendidikan yang diselenggarakan Santriversitas harapan Indonesia bekerja sama dengan Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama di Semarang, Sabtu 20 Mei 2023.

Tidak menutup kemungkinan politik identitas juga akan masuk ke lembaga pendidikan sebagai tempat untuk mendulang suara dari kalangan pemilih milenial dalam pemilu 2024 mendatang.

Baca Juga: Komikus Asal Kendal ini Optimis Sembuh dan Selesaikan Pesanan Komik dari AS

"Maka perlu diwaspadai, upaya- upaya dengan sikap lebih mementingkan kepentingan bangsa dan negara," ujarnya.

Sementara itu Staf Ahli Bidang Hukum dan HAM Menteri Agama, Prof Dr Abu Rokhmad menyatakan kita perlu membedakan antara identitas politik dan politik identitas.

"Identitas politik seluruh orang punya dan melekat dalam latar belakangnya misalnya partainya. Tetapi politik identitas ini yang membuat kacau situasi kesatuan bangsa negara," ungkapnya.

Kekecauan yang ditimbulkan dari politik identitas ini diantaranya akan adanya benturan sosial dari sebuah identitas yang diusung misalnya identitas kesukuan, ras, agama dan kedaerahan.

"Hal yang paling diwaspadai mereka yang mengusung politik identitas agama, dengan mengusung agama mereka berani untuk membubuh orang lain. Dengan embel-embel demi agama dan dijanjikan surga bagi mereka yang membela yang mereka usung. Pertikaian di kawasan Timur Tengah seperti Suria berawal dari politik identitas," ungkapnya.

Tempat ibadah apapun juga perlu dihindari untuk mencari suara dalam Pemilu 2024 mendatang, seperti shalat subuh keliling untuk menyapa konstituen. Penggunaan simbol-simbol agama sangat melekat untuk kepentingan politik praktis.

Baca Juga: Friendship Run Dibuka dari Jakarta, Runners Siap Nikmati Kelezatan Kuliner Khas Magelang

"Politik identitas tidak cocok untuk di Indonesia karena Indonesia berkebhinekaan. Mari kita lebih rasional dalam memilih calon, lihat latarbelakangnya, kwalitasnya, kawal orang-orang baik menjadi pemimpin agar cita-cita bangsa segera terwujud," ungkapnya.***

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X