Pegiat Budaya dan Sejarah Batang, Sodikin Rusydi: Pembatik Terbanyak Bukan Pekalongan Tapi Batang, Alasannya..

- Kamis, 8 Juni 2023 | 14:46 WIB
William Kwan berbaju batik saat berdiskusi dengan para Pegiat Budaya dan Sejarah Batang.  (Foto: dok)
William Kwan berbaju batik saat berdiskusi dengan para Pegiat Budaya dan Sejarah Batang. (Foto: dok)

BATANG, AYOSEMARANG.COM - Berdasarkan data sensus Pemerintah Hindia Belanda menyebutkan bahwa Tahun 1858 di Pekalongan terdapat 1000an pembatik. Sedangkan di Batang tercatat ada 3500 pembatik.

“Artinya, komunitas pembatik terbanyak kala itu bukan Pekalongan tapi Batang. Seiring waktu itu dominasi itu bergeser, hingga batik di Pantura yang terkenal bukan Batang tapi Batik Pekalongan,” kata Pegiat Budaya dan Sejarah Batang, Sodikin Rusydi, Kamis 8 Juni 2023.

Ia juga mengatakan dengan jumlah pembatik khas Batang yang kian berkurang, karena usia renta, menjadi keprihatinan oleh pegiat batik yaitu William Kwan, warga Kecamatan Bawang keturunan Tionghoa.

Baca Juga: VIRAL! Terduga Pelaku Pembunuhan Driver Ojol di Malang Hobi Buat Konten di TikTok? Akun Facebook Ini Diserbu

Hal inilah yang memantik keprihatinan dan kepedulian Pak William Kwan, sebagai putra asli Batang saat melihat realitas ini.

Dengan tekad yang sangat kuat. Ia mendedikasikan diri untuk membangkitkan kembali Batik Batang.

"Selama 8 tahun William Kwan meneliti dan mendampingi batik Lasem. Saat ini, ia sedang melakukan studi dan pendampingan batik Batang dan Batik Jambi. Branding Batik Rifaiyah di Kalipucang Wetan adalah bukti atas hasil dampingannya," kata Sodikin Rusydi.

Willian Kawan kata Dia, kini lagi berupaya mengembalikan kejayaan batik khas Batang dengan menggali potensi Batik Syailendra di sekitar Gunung Prau.

Baca Juga: TMMD Sengkuyung Kodim 0736 Batang Bangun Akses Jalan Penghubung Dua Desa

William Kawan saat ini menjabat Direktur Institut Pluralisme Indonesia (IPI), kini sedang melakukan penelitian dan pendampingan batik, salah satunya Batik Syailendra, selain Batik Rifaiyah yang berhasil menjadi pusat perhatian dunia.

"William Kwan lagi berinisiatif memunculkan branding batik Batang dengan Batik Syailendra. Semoga saja bisa terwujud agar batik sebagai warisan budaya tetap lestari dan tetap membeli dan memakai batik di acara formal ataupun non formal," ungkapnya.

Apa yang dilakukan William Kwan kata Dia, harus mendapatkan diapresiasi dari pemerintah, karena selain membangitkan ekonomi para pengrajin batik, ia juga melestarikan batik sebagai warisan budaya Indonesia.

“Gagasan ini bukan tanpa alasan, tapi justru berawal dari paradigma dan filosofi yang sangat kuat. Batang adalah asal muasal Syailendra sebagai wangsa terbesar di Kedatuan Medang (Mataram Kuno), sesuai isi Prasasti Sojomerto,” ujar Sodikin Rusydi.

Editor: Arman

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X