Brigjen Hendra Kurniawan Melarang Buka Peti Brigadir J Diperintah Siapa? Pesawat Jet Pribadi Jadi Kontroversi

SEMARANG SELATAN, AYOSEMARANG.COM -- Terkait jet pribadi dalam kasus Ferdy Sambo, Mantan Kepala Biro Pengamanan Internal (Karo Paminal) Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri yakni Brigjen Hendra Kurniawan mungkin tak pernah menyangka dirinya akan terseret kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

Brigjen Hendra Kurniawan memiliki Jabatan yang berada langsung dibawah mantan kadiv Propam Mabes Polri Irjen Ferdy Sambo, membuat dirinya seakan tidak bisa lepas dari kasus ini, karena ia harus ikut memuluskan kasus yang menjerat atasannya tersebut.

Namun, tidak hanya terseret kasus pembunuhan berencana, sosok Brigjen Hendra Kurniawan belakangan juga diketahui memiliki sejumlah kontroversi. Beberapa kontroversi tersebut terkait dengan dengan kasus kematian Brigadir J.

Baca Juga: 5 Skenario Licik Ferdy Sambo Dibongkar Brigjen Hendra Kurniawan, No 1 Klaim Sudah Bertemu Kapolri

Diketahui, terungkap adanya dugaan Brigjen Hendra Kurniawan menggunakan jet pribadi milik salah satu pengusaha, ketika terbang ke Jambi untuk menemui keluarga Brigadir J.

Hendra diketahui bertolak ke Jambi, tidak lama setelah Brigadir J dilaporkan meninggal dunia, yaitu pada 8 Juli 2022.

Terkait dugaan penggunaan pesawat jet pribadi itu diungkapkan oleh Ketua Indoesia Police Watch (IPW) yakni Sugeng Teguh Santoso.

Sugeng mengatakan, Brigjen Hendra terbang ke Jambi bersama sejumlah anggota kepolisian lainnya, yakni Kombes Pol Agus Nurpatria, Kombes Pol Susanto, AKP Rifaizal Samual, Bripda Fernanda, Briptu Sigit, Briptu Putu, dan Briptu Mika.

Baca Juga: Kapolri Akhirnya Jujur Alasan Tak Menahan Putri Candrawathi, Karena Dekat dengan Ferdy Sambo?

Berangkatnya mereka ke Jambi, ternyata perintah atasannya saat itu yaitu Irjen Ferdy Sambo

Hal yang menjadi perhatian publik mengenai sosok Brigjen Hendra Kurniawan yaitu aksinya di rumah keluarga Brigadir J saat jenazahnya tiba disana.

Brigjen Hendra disebut-sebut melakukan intimidasi yakni dengan melarang pihak keluarga merekam kondisi jenazah Yosua.

Terkait intimidasi tersebut, Kapolri pernah mengungkapkannya saat rapat kerja Polri dengan Komisi III DPR RI pada Rabu 24 Agustus 2022 lalu.

Lebih lanjut, dalam rangkaian intimidasi kepada keluarga Brigadir J, Brigjen Hendra Kurniawan itu juga disebut-sebut sempat melarang pihak keluarga untuk membuka peti jenazah.