Tradisi Nyadran atau Haul Massal Menyambut Bulan Rajab di Jawa Tengah, Simbol Rasa Syukur dan Kerukunan

AYOSEMARANG.COM -- Sudah tahu tradisi nyadran atau haul massal untuk menyambut bulan Rajab di Jawa Tengah belum? Ini ulasannya.

Bagi umat Islam, bulan Rajab merupakan bulan yang diagungkan, sehingga berbagai cara dilakukan untuk menyambutnya.

Salah satu cara penyambutan bulan Rajab yang akhirnya menjadi sebuah tradisi di Jawa Tengah disebut dengan nyadran, yaitu satu perwujudan dari luapan rasa syukur.

Baca Juga: Komparasi Performa dan Fitur Yamaha XSR 155 Vs Honda CB150X, Mana yang Lebih Unggul?

Rasa syukur atas karunia yang Maha Kuasa dengan masih diberikannya kita kesempatan untuk menjalani kehidupan di dunia ini dengan lebih baik.

Budaya nyadran ini biasanya diisi dengan berbagai kegiatan. Namun yang utama adalah acara haul atau mengenang para leluhur dan keluarga yang telah wafat.

Oleh karena itulah, tradisi nyadran ini kebanyakan dilaksanakan di kompleks pemakaman umum yang biasanya merupakan pemakaman milik desa atau wilayah setempat.

tradisi nyadran ini diawali dengan berkumpulnya semua warga desa di aula atau tanah lapang, di kompleks pemakaman umum.

Baca Juga: Berbahaya! Inilah 4 Dampak Negatif Menggunakan Kuku Palsu

Dengan membawa serta berbagai makanan untuk dikumpulkan pada panitia pelaksana di lokasi, kedatangan warga masyarakat ini disambut dengan tetabuhan hadroh.

Hadroh adalah satu seni musik dari Arab yang berupa tetabuhan seperti genderang, dipadu dengan alunan sholawat dan lagu religi lainnya.

Dalam acara puncak nyadran adalah pemanjatan doa untuk para leluhur dan keluarga yang telah meninggal dunia, dan dimakamkan di kompleks pemakaman tersebut.

Yang unik dalam pelaksanaan tradisi penyambutan bulan Rajab ini, yang menghadiri bukan hanya warga masyarakat muslim, melainkan banyak warga nonmuslim yang mengikutinya.

Baca Juga: Segera Hadir! Intip Bocoran Spek Oppo Reno 8T 4G, Bawa Chipset Helio G99 dan Layar Melengkung?