5 Februari Memperingati Hari Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi, Pemberontakan Besar-besaran di Perairan Sumatera

- Minggu, 5 Februari 2023 | 08:46 WIB
Ilustrasi. 5 Februari memperingati Hari Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi, pemberontakan besar-besaran di perairan Sumatera. (Pexels: Nui MALAMA)
Ilustrasi. 5 Februari memperingati Hari Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi, pemberontakan besar-besaran di perairan Sumatera. (Pexels: Nui MALAMA)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Tanggal 5 Februari diperingati sebagai Hari Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi.

Di belakang peringatan hari ini, terdapat perjuangan besar-besaran dari para pahlawan terdahulu untuk memberikan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.

Kapal Tujuh Provinsi (Zeven Provincien) sendiri merupakan sebuah kapal kebanggaan milik Pemerintah Belanda pada saat itu.

Baca Juga: Cukupkah Mengucapkan Istighfar untuk Dapat Ampunan dari Allah SWT? Begini Penjelasan Gus Baha Murid Mbah Moen

Peristiwa ini dilatarbelakangi setelah Pemerintah Hindia Belanda melakukan pemotongan upah sebesar 17% pada para pekerja di kalangan pribumi.

Tidak hanya pribumi saja, para pekerja berdarah Belanda pun mendapatkan pemotongan upah sebesar 10%. Pemotongan upah tersebut dikarenakan Belanda tengah mengalami krisis malaise.

Mendengar hal tersebut, para buruh tidak terima. Hal ini membuat mereka melakukan aksi mogok kerja besar-besaran. Salah satu kota yang buruhnya melakukan aksi pemogokan yaitu Kota Surabaya.

Aksi pemogokan serta pemotongan upah ini terdengar oleh para pelaut pribumi yang bekerja di Kapal Tujuh. Saat itu, mereka tengah berlayar di sekitar pantai lepas Sumatera.

Baca Juga: Anjlok Parah! Samsung A33 5G Bawa Spek Gaming Tercanggih dengan Kamera Setara DSLR, Ada RAM Virtual 8GB

Sekitar pukul 10 malam, para ABK (Anak Buah Kapal) yang terdiri dari Kawilarang, Gosal, Romambi, Paradja, serta beberapa awak kapal berdarah Belanda melakukan pemberontakan.

Pada tengah malam (5 Februari 1933), Kapal Tujuh berhasil dikuasai sepenuhnya dan akan segera berlayar menuju Kota Surabaya.

Namun belum saja sampai di Surabaya, mereka mendapatkan berbagai serangan balik dari Pemerintah Hindia Belanda yang berusaha merebut kapal itu kembali.

Serangan ini dipimpin oleh Hendrikus Colijn (Menteri Urusan Jajahan Belanda) dengan cara mengirim sebuah kapal Aldebaren.

Baca Juga: Perokok Wajib Tahu! Ternyata Ini Hukum Merokok Menurut Mbah Moen, Halal, Haram atau Makruh?

Halaman:

Editor: Rahma Rizky Wardani

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X