2020 Tercatat sebagai Tahun Terpanas dalam Sejarah

- Selasa, 12 Januari 2021 | 08:23 WIB
Ilustrasi, terik matahari (istimewa)
Ilustrasi, terik matahari (istimewa)

SEMARANG SELATAN, AYOSEMARANG.COM -- Copernicus Climate Change Service (C3S) melaporkan data terbarunya. Tahun 2020 menjadi tahun terpanas yang tercatat dalam sejarah secara global, bersama dengan 2016 merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat untuk Eropa.

Para ilmuwan sebelumnya berspekulasi, 2020 akan menjadi salah satu tahun terpanas dan hal itu sekarang dikonfirmasi oleh C3S.

Data menunjukkan bahwa 2020 lebih hangat 0,6 derajat Celcius daripada periode referensi standar 1981 hingga 2010 dan sekitar 1,25 derajat Celcius di atas level sebelum revolusi industri.

Meskipun 2020 setara dengan rekor 2016, tapi 2016 mendapat dorongan tambahan dari fenomena El Nino, peningkatan jangka pendek suhu permukaan laut di Pasifik tropis yang cenderung meningkatkan suhu di seluruh dunia, setiap 2 hingga 7 tahun.

AYO BACA : Wow! Tiongkok Berhasil Nyalakan Matahari Buatan

Ironisnya, rekor tertinggi tahun lalu terjadi tanpa bantuan peristiwa El Nino, tetapi masih berhasil menyaingi rekor 2016.

"Sangat jelas bahwa dengan tidak adanya dampak El Nino dan La Nina pada suhu tahun ke tahun, 2020 akan menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat," kata Zeke Hausfather, direktur iklim dan energi di Breakthrough Institute di Oakland, seperti dikutip dari Science Alert, Senin (11/1/2021).

Walau terjadi penurunan terbesar dalam emisi karbon dioksida akibat pandemi Covid-19, tetapi sangat kecil kemungkinannya untuk memberikan dampak yang signifikan pada keadaan krisis iklim dalam jangka pendek atau panjang.

Data satelit C3S yang baru juga menunjukkan bahwa konsentrasi karbon dioksida terus meningkat pada 2020, meskipun dengan laju yang sedikit lebih lambat dari tahun-tahun sebelumnya.

AYO BACA : Siap-siap, Xiaomi Redmi K40 Meluncur Akhir Januari 2021

C3S melaporkan tingkat karbon dioksida di Bumi mencapai puncaknya pada 413 bagian per juta, hampir 50 persen lebih banyak dari awal abad ke-18, sebelum pembakaran bahan bakar fosil mulai memenuhi langit dengan gas rumah kaca.

Beberapa wilayah juga mengalami pemanasan jauh di atas rata-rata global pada 2020.

Suhu permukaan rata-rata Eropa sepanjang 2020 adalah 2,2 derajat Celcius. Pemanasan di kawasan Arktik bahkan lebih tinggi, dengan Siberia utara dan sebagian Arktik hampir 7 derajat Celcius.

Emisi global masih menjadi tren yang terus meningkat sejak 2019 dan masih belum jelas, apakah manusia akan kembali ke "bisnis seperti biasa" atau mulai mengurangi polusi karbon, untuk menghindari dampak bencana iklim.

Halaman:

Editor: Adib Auliawan Herlambang

Tags

Terkini

X