GUNUNGPATI, AYOSEMARANG.COM - Pusat Kajian Literasi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang (Unnes) menyelenggarakan webinar “Literasi pada Masa Pandemi”, beberapa waktu lalu. Ketua Pusat Kajian Literasi Dr Zulfa Sakhiyya menyatakan webinar ini bentuk kepedulian kepada pendidik yang harus beradaptasi terhadap perubahan cepat karena pandemi Covid-19.
Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Dr Sri Rejeki Urip menyampaikan pandemi global dan pergeseran ke normal baru mensyaratkan seluruh elemen penyelenggara pendidikan untuk siap menerapkan transformasi pendidikan, baik dengan konsep blended learning (pembelajaran campuran), daring, ataupun luring.
Diikuti sekitar 500 peserta dari berbagai wilayah melalui Zoom dan Youtube, webinar ini dilaksanakan dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Webinar menjadi media untuk membangun pemahaman bersama yang lebih baik tentang literasi pada masa pandemi.
AYO BACA : PPDB Kota Semarang 2020 Mulai 14 Juni, Pendaftar Tak Perlu ke Sekolah
Narasumber webinar adalah Dr Roberto de Roock (National Institute of Education, Singapore) dengan keahlian di bidang literasi digital dan equity, Dr Sofie Dewayani (Ketua Satgas Gerakan Literasi Sekolah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) dengan keahlian di bidang literasi dan multimodalitas, dan Dr Pratiwi Retnaningdyah (Universitas Negeri Surabaya) dengan keahlian di bidang literasi dan pembentukan karakter.
Dr Roberto menyampaikan bahwa literasi digital pada masa krisis perlu memperhatikan dan mempertimbangkan sumber literasi yang ada dan kekayaan budaya masyarakat, serta berfokus pada literasi yang relevan, berguna dan menarik.
Dr Sofie Dewayani melalui pemaparan tentang “Multimodality in Literacy During the Pandemic: Refocusing on the Essentials” menekankan pentingnya penggunaaan teks multimodal untuk siswa karena teks tersebut relevan dengan apa yang dialami oleh siswa dalam keseharian dan mudah diakses pada masa pandemi ini.
AYO BACA : Gelar Wisuda Daring, Rektor Undip Sampaikan 4 Tips Hadapi Perubahan
Dia menyampaikan tantangan yang dihadapi siswa sekarang ini tidak hanya tentang pembelajaran digital jarak jauh yang lebih didominasi dengan pemberian tugas, tapi mereka juga mengalami masalah sosial ekonomi seperti kerawanan pangan, layanan kesehatan, layanan disabilitas, dan tidak meratanya akses teknologi dan internet di daerah terpencil.
Untuk itu, guru diharapkan mampu mengembangkan pembelajaran kontekstual yang didasarkan pada kebutuhan dan tingkat kompetensi siswa di daerah masing-masing.
\nDr Pratiwi menghubungkan literasi dengan isu yang lebih besar, yakni pembentukan karakter.
Ia menjelaskan bahwa karya sastra menyimpan nilai dan pelajaran mengenai keberanian, kasih sayang, empati, kerja sama, tanggung jawab, dan kegigihan, yang kesemuanya merupakan fondasi, dari karakter. Membaca karya sastra tidak hanya mengasah otak, tetapi juga hati, sehingga mengajarkan karakter tanpa menggurui.
Ketiga narasumber menekankan pentingnya mendekati literasi sebagai praktik sosial yang kreatif, bukan sekedar kegiatan membaca dan menulis yang terpisah dari realitas sosial.
AYO BACA : Punya Piagam Prestasi? Ini Nilai Tambah Bagi Pendaftar PPDB 2020