AYOSEMARANG.COM -- Bagi pecinta otomotif, terutama generasi yang tumbuh di era 80-an hingga awal 2000-an, aroma khas dari motor 2 tak tentu sulit dilupakan.
Ketika melintas di jalan, asap hasil pembakaran motor 2 tak sering kali meninggalkan bau yang unik bahkan terkesan harum bagi sebagian orang.
Berbeda dengan motor 4 tak yang lebih modern, asapnya tidak memiliki aroma serupa dan cenderung netral bahkan kadang berbau menyengat.
Lalu, mengapa hal ini bisa terjadi?
Baca Juga: Perkuat Lini Belakang, PSIS Semarang Datangkan Marko Ivanovic
Proses Pembakaran yang Berbeda
Perbedaan utama terletak pada sistem pembakaran kedua jenis mesin. Pada motor 2 tak, oli samping ikut terbakar bersama campuran bahan bakar dan udara di ruang bakar. Oli inilah yang menghasilkan aroma khas saat terbakar. Sementara itu, motor 4 tak memiliki sistem pelumasan terpisah, sehingga oli mesin tidak ikut terbakar. Hasilnya, asap motor 4 tak lebih bersih tanpa meninggalkan wangi khas.
Oli Samping Jadi Faktor Utama
Motor 2 tak membutuhkan oli samping yang dicampurkan langsung dengan bahan bakar atau melalui sistem autolube. Oli ini memiliki kandungan aditif khusus yang ketika terbakar akan menghasilkan aroma unik. Inilah yang membuat asap motor 2 tak dikenal harum bagi sebagian orang.
Emisi Lebih Bersih pada Motor 4 Tak
Teknologi motor 4 tak memang dirancang agar lebih ramah lingkungan. Karena oli tidak ikut terbakar, emisi gas buang menjadi lebih rendah dan tidak meninggalkan jejak aroma khas seperti pada motor 2 tak. Hal ini juga yang membuat motor 4 tak lebih banyak diproduksi hingga kini karena sesuai dengan standar emisi yang semakin ketat.
Baca Juga: Bahasa Indonesia Kelas 6 Halaman 44: Soal dan Jawaban Dunia Tari
Faktor Nostalgia pada Pengguna
Bagi pecinta motor klasik, aroma motor 2 tak bukan sekadar bau asap, tetapi juga membawa nostalgia. Suara khas mesin "ngeng-ngeng" ditambah wangi oli samping terbakar menghadirkan sensasi tersendiri yang tidak bisa ditemukan pada motor 4 tak modern.