bisnis

BRI Tumbuh Kuat! Fokus ke UMKM, Laba Tembus Rp 41,2 Triliun

Kamis, 30 Oktober 2025 | 12:02 WIB
BRI Tumbuh Kuat! Fokus ke UMKM, Laba Tembus Rp 41,2 Triliun

BRI juga telah mengoptimalkan penempatan dana pemerintah sebesar Rp55 triliun yang bersumber dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) untuk pembiayaan di sektor produktif.

Di mana pada 16 Oktober 2025 dana tersebut telah dialokasikan secara penuh pada segmen mikro sebesar Rp28,08 triliun, korporasi Rp11,07 triliun, komersial Rp10,13 triliun, dan konsumer Rp6,58 triliun.

BRI juga mengambil peran dalam penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU) senilai Rp2,25 triliun kepada 3,7 juta penerima, serta pembiayaan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) kepada 110 ribu masyarakat berpenghasilan rendah dengan nilai penyaluran Rp15,07 triliun.

Di samping itu, Perseroan juga mendukung program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) dan akan berperan dalam penyaluran Bantuan Langsung Tunai Sementara Kesejahteraan Rakyat (BLTS Kesra) guna menjaga daya beli masyarakat.

Masih dalam paparannya, Hery menegaskan bahwa pencapaian BRI juga didorong oleh transformasi bisnis yang berkelanjutan melalui program “BRIVolution Reignite”, yang berfokus pada dua pilar utama: transformasi bisnis funding dan penguatan core business yang berkelanjutan.

“Sebagai bagian dari strategi diversifikasi sumber pertumbuhan, BRI juga terus mengembangkan “Second Engines of Growth” melalui penguatan segmen konsumer dan pengembangan layanan bullion atau bank emas,” kata Hery Gunardi.

Dengan berbagai inisiatif transformasi yang telah berjalan, kinerja keuangan BRI hingga Triwulan III 2025 pun menunjukkan tren pertumbuhan yang positif dan berkelanjutan, dengan fokus strategi penghimpunan dana murah (CASA) yang berhasil mendorong efisiensi biaya dana dan menopang fundamental bisnis perseroan.

Tercatat, total aset BRI tumbuh 8,2% YoY, menjadi Rp2.123,4 triliun. Selanjutnya, dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI juga menunjukkan peningkatan yang solid, di mana dana pihak ketiga tercatat tumbuh 8,2% yoy menjadi Rp1.474,8 triliun. Dari sisi intermediasi, penyaluran kredit BRI tumbuh 6,3% YoY menjadi Rp1.438,1 triliun.

“Perbaikan fundamental kinerja BRI tersebut berdampak positif terhadap capaian laba perseroan. BRI berhasil mencetak Laba bersih sebesar Rp41,2 triliun hingga akhir Triwulan III 2025,” tegasnya.

Kinerja keuangan yang solid tersebut juga tercermin dari aspek permodalan dan likuiditas. Direktur Finance & Strategy BRI Viviana Dyah Ayu menjelaskan bahwa BRI memiliki permodalan yang kuat.

“Capital Adequacy Ratio (CAR) BRI ada di 25,4%, di atas ketentuan minimum regulator. Kondisi ini menunjukkan kemampuan BRI menyerap risiko sekaligus menyediakan ruang untuk ekspansi bisnis sehat dan berkelanjutan”, ujar Viviana.

Selain itu, dari sisi likuiditas, Loan to Deposit Ratio (LDR) bank berada di level yang memadai sebesar 86,5%. Angka ini memberikan ruang likuiditas yang memadai bagi BRI untuk terus tumbuh secara sehat dan berkelanjutan.

Kondisi likuiditas yang memadai tersebut juga didukung oleh perbaikan struktur pendanaan BRI yang tercermin dari rasio dana murah (CASA) yang meningkat menjadi 67,6% pada akhir Triwulan III 2025.

“Kedisiplinan dalam pengelolaan likuiditas terus menjadi fondasi utama bagi BRI dalam menjaga efisiensi biaya dana dan memastikan struktur dana pihak ketiga (pendanaan) yang optimal,” ujarnya.

Dari sisi manajemen risiko, BRI terus menjaga kualitas aset dan disiplin prudential banking. Direktur Manajemen Risiko BRI Mucharom menjelaskan bahwa rasio Non-Performing Loan (NPL) BRI berada di level 3,08%, dengan NPL Coverage Ratio mencapai 183,1%.

Halaman:

Tags

Terkini