Dalam perjalanan berlayar ke Karimunjawa, kapal yang membawa kedua pejabat tersebut mengalami masalah karena dihantam badai sehingga terombang-ambing di tengah laut.
Kedua pejabat tersebut kemudian ditolong oleh Ki Ronggo dan Cik Lanang sehingga berhasil diselamatkan.
Kejadian itulah yang menjadi cikal bakal tradisi Lomban sebagai wujud tasyakuran.
“Mohon tradisi Lomban ini dapat dipertahankan menjadi tradisi yang abadi ” ujar Edy Supriyanta.
Penjelasan awal mula tradisi Lomban yang disampaikan Pj Bupati Edy Supriyanto tersebut, dikuatkan dengan tulisan yang dimuat dalam Jurnal Tijdschrift voor Nederlandsch-Indie.
Baca Juga: Kementerian PUPR Gandeng Bank Jateng Salurkan BSPS Tahun 2023 Kepada Masyarakat
Pada tahun 1868, jurnal yang diterbitkan Pemerintah Hindia Belanda tersebut mememuat tulisan berjudul 'Het Loemban Feest Te Japara' (perayaan Lomban di Jepara) yang merupakan bukti bahwa tradisi Lomban telah lama digelar mentradisi hingga kini.
Bank Jateng mendukung sepenuhnya upaya pelestarian budaya tradisi Lomban oleh Pemkab dan warga Jepara tersebut.
"Pesta Lomban ini merupakan budaya lokal yang sudah begitu mengakar dan juga menjadi salah satu magnet kunjungan wisata di Kabupaten Jepara. Bank Jateng harus ikut mendukung dan menyukseskan pelaksanaan Pesta Lomban dan Pekan Syawalan tahun ini, sebagai upaya membangkitkan tradisi budaya lokal untuk membangun pariwisata,” ujar Pinca Bank Jateng Cabang Jepara, Kurniawan Adji P.