nasional

Gubernur Jateng Dorong Pejabat Daerah Jadi 'Marketing' untuk Tarik Investasi

Selasa, 29 Juli 2025 | 15:05 WIB
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi pada acara Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2025 di Jakarta

AYOSEMARANG.COM -- Untuk menarik minat investasi di Jawa Tengah, pejabat daerah diminta lebih aktif dalam mempromosikan potensi wilayahnya. Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi daerah sangat bergantung pada kemampuan para pejabat menjadi “marketing” bagi daerah masing-masing.

“Jawa Tengah merupakan center untuk pembangunan nasional yang dilirik oleh semua negara, bahkan semua investasi khususnya di sektor padat karya. Sekitar 15 persen dari tugas pemerintah daerah adalah membangun pendapatan asli daerah (PAD), yang nantinya menjadi modal untuk anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD),” katanya pada acara Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2025 di Jakarta, Selasa 29 Juli 2025. 

Luthfi menyebut, potensi pertumbuhan ekonomi di Jateng masih sangat besar. Pemerintah Provinsi akan mempermudah pemberian insentif kepada para investor yang berminat masuk ke daerah.

Menurutnya, sekitar 86 persen alokasi APBD berasal dari pemasukan investasi. Karena itu, pejabat di lingkungan pemprov dan pemda dituntut mampu membaca peluang dan memasarkan potensi daerahnya.

"Pejabat pengelola informasi dan dokumentasi di masing-masing dinas harus bisa menjual diri terkait dengan potensi wilayah, sehingga investasi semakin menarik. Dinas apapun, tidak perlu harus bupatinya, tidak perlu harus Gubernurnya harus bisa berjualan. Pemprov atau Pemda merupakan fasilitator atau wasit yang mempertemukan antara investor dengan dunia usaha,” ujar Gubernur Jateng. 

Luthfi juga menekankan pentingnya kolaborasi antarwilayah dalam membangun ekonomi secara berkelanjutan. Ia mendorong kepala daerah untuk membangun sinergi dalam skala aglomerasi.

"Kepala Daerah menjadi besar kalau ada kebersamaan antar wilayah. Aglomerasi Solo Raya, Aglomerasi Pati Raya, semua bersama-sama demi menumbuhkan kembangkan ekonomi baru," ujarnya.

Salah satu contoh sukses, menurut Luthfi, adalah gelaran Soloraya Great Sale (SGS) yang digelar serentak di tujuh kabupaten/kota. Event tersebut mencatat nilai transaksi hingga Rp 10,3 triliun.

"Hari ini sudah di atas Rp 10 triliun pada saat kita melakukan Soloraya Great Sale di eks karesidenan Solo dalam waktu satu bulan," tuturnya.

Ia juga menyampaikan bahwa Jawa Tengah telah melakukan ekspansi investasi lintas wilayah bahkan hingga ke luar negeri.

“Sejauh ini, Jawa Tengah telah melakukan kesepakatan investasi dengan wilayah lain hingga ke negeri seberang. Kami juga melakukan MoU dengan Pemerintah provinsi/kabupaten/kota lain seperti Maluku, Lampung, Kaltim, Riau dan menghasilkan suatu kegiatan bahwa kita bisa ekspansi provinsi. Provinsi tidak cukup, kita ekspansi ke luar negeri. Dari mulai Fujian, kemudian Malacca, dan lain sebagainya,” tegasnya.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga terus memacu pertumbuhan UMKM sebagai pilar utama ekonomi kerakyatan.

“UMKM mikro bisa menghidupi ekonomi dan bisa hidup di desa-desa sehingga bisa naik kelas. Hal tersebut merupakan upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam memacu pertumbuhan ekonomi,” tegasnya.

Tags

Terkini