nasional

Niat Puasa Ramadan Dilafalkan Setiap Hari atau Cukup Sekali?

Senin, 12 April 2021 | 08:12 WIB

SEMARANG SELATAN, AYOSEMARANG.COM -- Banyak orang memilih melakukan niat puasa Ramadan setiap hari. Namun ada sebagian yang lain mengucapkan niat puasa Ramadan untuk satu bulan penuh di hari pertama Ramadan. Lalu bagaimanakah seharusnya?

Niat dalam setiap amalan ibadah memegang peranan penting. Karena niatlah yang membedakan sebuah perbuatan bernilai ibadah atau tidak. Seseorang yang melakukan gerakan salat namun tidak berniat salat maka gerakan itu tidak bernilai salat. Termasuk orang yang menahan makan dan minum dari fajar hingga matahari tenggelam, namun niatnya bukan puasa melainkan diet, maka dia hanya dihitung diet bukan puasa.

Seperti sabda Rasulullah SAW, Sesungguhnya setiap amalan tergantung niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan sesuai apa yang dia niatkan. (HR Bukhari Muslim).

Untuk niat puasa Ramadan, mantan mufti agung Mesir Syekh Ali Jum'ah Muhammad mengatakan, niat puasa Ramadan masuk dalam kategori puasa wajib. Sehingga, niatnya harus dilakukan pada malam hari sebelum masuk waktu fajar. Sesuai sabda Nabi SAW, Barang siapa yang tidak berniat puasa sebelum datang waktu fajar maka puasanya tidak sah. (HR Ahmad).

AYO BACA : Bulan Suci Ramadan Tiba, Ini Bacaan Niat Ibadah Puasa

Berbeda halnya dengan puasa sunah. Niat bisa dilakukan setelah matahari terbit selama tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Dari Ummu Darda' ia bercerita, bahwa Abu Darda' pernah bertanya, Apakah engkau mempunyai makanan? Aku menjawab,Tidak. Lalu ia mengatakan, Jadi hari ini aku berpuasa. Hal itu juga pernah dilakukan oleh ABu Thalhah, Abu Hurairah, Ibnu Abbas, dan Hudzaifah (HR Bukhari).

Mengenai apakah niat puasa Ramadan harus diulang setiap hari atau cukup sekali diawal para ulama berbeda pendapat. Menurut Mazhab Maliki cukup berniat sekali saja untuk puasa yang bersambung hari-harinya seperti halnya puasa Ramadan.

Bahkan, Syekh Ali Jum'ah menyebut para ulama dari kalangan Hanafi seperti Zufar dan Atha' tidak mensyaratkan niat khusus puasa Ramadan karena puasa tersebut adalah fardhu. Selama seseorang telah melaksanakan puasa dengan menahan diri dari makan dan minum dan hal-hal yang membatalkannya maka puasanya tersebut sah.

Kalangan ulama dari mazhab lain seperti Syafi'i berpendapat jika niat puasa Ramadan harus dilakukan setiap hari. Niatnya dilakukan pada malam hari sebelum terbit fajar. Orang yang berpuasa, menurut kalangan Syafi'i, juga wajib menentukan jenis puasa yang hendak ia lakukan jika puasa tersebut bersifat wajib.

AYO BACA : MS2000 Vintage Electric Scooter, Motor Kembaran Vespa dari Inggris

Bagaimana jika orang tersebut lupa berniat saat malam hari? Apakah makan sahur bisa menggantikan niat puasa? Imam Syafi’i berpendapat makan sahur tidak dengan sendirinya dapat menggantikan kedudukan niat, kecuali apabila terbersit dalam hatinya maksud untuk berpuasa.

Menurut mazhab lain, jika sahur dilakukan pada waktu tengah malam hingga sebelum fajar maka sahur bisa menggantikan niat. Karena makan sahur termasuk dari kehendak melaksanakan puasa Ramadan. Namun, jika makan sahur dilakukan sebelum tengah malam maka ia tidak bisa menggantikan niat.

Mantan ketua umum MUI KH Sahal Mahfudz dalam solusi permasalahan umat mengatakan, seyogianya seseorang benar-benar memperhatikan kedudukan niat. Beberapa penjelasan tentang niat adalah pertama dilakukan pada waktunya. Dalam kitab fikih sering disebut tabyitun niyyah. Waktu puasa seperti dijelaskan di atas.

Kedua, menentukan jenis puasa wajib apa yang akan diamalkan. Ketiga memastikan niat puasa untuk satu jenis puasa saja. Sebagai contoh jika pada 29 Sya'ban seseorang berniat untuk berpuasa esok hari. Jika sudah masuk Ramadhan ia niatkan puasa Ramadan, jika belum diniatkan untuk puasa sunah. Niat jenis ini dianggap tidak sah.

Halaman:

Tags

Terkini