OJK Soroti Fraud USD 78,5 Juta di Bank Woori Saudara, Pegawai Dinonaktifkan

photo author
- Rabu, 11 Juni 2025 | 12:57 WIB
Indikasi Fraud Bank Woori Saudara
Indikasi Fraud Bank Woori Saudara

AYOSEMARANG.COM -- Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, buka suara terkait dugaan fraud senilai USD 78,5 juta atau sekitar Rp1,28 triliun di PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 (BWS). Indikasi fraud tersebut terkait transaksi negotiable Letter of Credit (LC) yang melibatkan satu debitur dan diduga dilakukan dengan bantuan pihak internal bank.

"Indikasi fraud (penipuan-red) terjadi atas transaksi negotiable LC jatuh tempo terhadap satu debitur bank yang diduga melibatkan pihak internal Bank dengan potensi nilai kerugian masih diperhitungkan oleh Bank mengingat masih dalam proses investigasi," ungkap Dian kepada AYOINDONESIA.COM, Rabu 11 Juni 2025.

Dian menyebut, Bank Woori Saudara telah melaporkan kasus ini kepada OJK dan mengambil sejumlah langkah penanganan. Termasuk di antaranya melakukan investigasi internal, menonaktifkan pegawai yang terlibat, serta berkonsultasi dengan firma hukum eksternal.

"Juga melakukan komunikasi intensif dengan debitur untuk penyelesaian kewajiban kepada bank dan melakukan persiapan pelaporan ke kepolisian atas indikasi fraud dimaksud," jelas Dian.

Dugaan fraud dalam penerbitan LC ini memicu perhatian luas, terutama karena skemanya menyeret eksportir, penggunaan dokumen fiktif, dan nilai kerugian yang sangat besar. Sejumlah pihak mempertanyakan sistem pengawasan internal bank, mengingat dokumen bermasalah tersebut sempat lolos hingga proses pencairan dana.

Informasi yang beredar menyebut sebagian besar dokumen LC yang diajukan tidak mencerminkan transaksi perdagangan sesungguhnya. Lembaga pengawas keuangan menduga kuat bahwa kasus ini melibatkan kelalaian atau keterlibatan pihak internal bank, karena skema semacam ini dinilai mustahil dilakukan oleh pelaku eksternal semata.

Selain itu, proses approval LC disebut mengandung kelemahan prosedural, mulai dari validasi dokumen hingga verifikasi akhir. Banyak pengamat menyoroti lemahnya penerapan prinsip kehati-hatian dalam sistem manajemen risiko BWS, terutama untuk transaksi berisiko tinggi seperti LC internasional.

Kritik juga ditujukan pada manajemen BWS yang dinilai lambat merespons pemberitaan awal mengenai dugaan fraud. Pernyataan resmi bank baru dirilis setelah media nasional memuat laporan investigatif terkait LC fiktif senilai triliunan rupiah.

BWS mengonfirmasi telah menonaktifkan beberapa pegawai yang berkaitan dengan proses penerbitan LC bermasalah tersebut. Namun, identitas dan peran mereka belum diungkap ke publik. Sumber internal menyebut adanya akses longgar dari bagian operasional bank terhadap proses LC, yang dimanfaatkan dalam manipulasi dokumen.

Kasus ini bahkan telah mendapat perhatian dari kantor pusat Woori Bank di Seoul, Korea Selatan. Tim audit khusus dikabarkan sudah diterjunkan ke Indonesia untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap lini manajemen dan pengendalian internal BWS.

Pengamat perbankan menilai, kasus ini bisa berdampak sistemik terhadap persepsi publik terhadap sistem LC di Indonesia. Sebagai instrumen perdagangan berbasis kepercayaan, kegagalan pengawasan di satu bank bisa menimbulkan efek domino berupa pengetatan prosedur administratif di seluruh sektor perbankan, yang berpotensi menghambat kelancaran perdagangan internasional nasional.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Rekomendasi

Terkini

X