“Di sini ada Champion Cabai Indonesia yang mengatur pola tanam. Dengan koordinasi lintas daerah, Magelang diharapkan mampu menyuplai wilayah-wilayah yang defisit cabai,” jelasnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, mengungkapkan bahwa pada Agustus 2025, cabai justru berkontribusi pada deflasi: cabai merah -0,01% (mtm) dan cabai rawit -0,07% (mtm). Inflasi Jawa Tengah pun tercatat 2,48% (yoy), relatif terkendali.
Sebagai bentuk dukungan, BI Jateng menambah fasilitas berupa empat unit greenhouse yang bisa digunakan petani menanam saat off season.
"Ke depan, integrasi champion nasional, champion lokal, dan mitra champion akan diperkuat, baik di sisi hulu melalui peningkatan penggunaan pupuk organik, Bacillus sp., dan bibit unggul, maupun di sisi hilir melalui integrasi dengan kios pangan TPID sebagai off taker untuk memotong rantai distribusi," ungkapnya.
Selain itu, hilirisasi produk cabai dengan industri olahan serta kampanye penggunaan cabai kering dan bubuk akan terus digalakkan agar pasokan terjaga sekaligus memberi nilai tambah.
Pada acara ini juga diluncurkan aplikasi digitalisasi lelang cabai untuk memperpendek rantai distribusi sehingga harga lebih terjangkau bagi konsumen.
Selain itu, dilakukan pengukuhan champion lokal baru dari 15 kabupaten/kota di Jawa Tengah sebagai strategi memperkuat basis produksi dan distribusi cabai.
Rangkaian kegiatan ditutup dengan talkshow menghadirkan Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian RI, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Ekonom Ahli Bank Indonesia Jateng, serta Ketua Champion Nasional. Forum ini menjadi ruang interaktif merumuskan strategi hulu–hilir komoditas cabai guna memperkuat ekosistem pangan dan menjaga stabilitas harga.