bisnis

Uji Ketangguhan Kendaraan Roda Tiga di Tanjakan Sigar Bencah Semarang

Selasa, 16 Desember 2025 | 22:07 WIB
Sejumlah kendaraan Bajaj Maxride dalam kegiatan media trip dari Jl Majapahit menuju kawasan Universitas Diponegoro (Undip). (Dok.)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM – Tanjakan Sigar Bencah di Kecamatan Tembalang dikenal sebagai salah satu jalur paling menantang bagi pengendara di Kota Semarang. Kontur jalan yang curam disertai tikungan tajam kerap menjadi ujian tersendiri, terutama bagi kendaraan roda dua dan roda tiga.

Pada Selasa (16/12/2025), jalur tersebut dilalui sejumlah kendaraan Bajaj Maxride dalam kegiatan media trip menuju kawasan Universitas Diponegoro (Undip). Kendaraan roda tiga itu membawa rombongan wartawan dan melintasi tanjakan Sigar Bencah tanpa kendala berarti.

Selain Sigar Bencah, rute perjalanan juga melewati sejumlah kawasan berbukit lain di Semarang, seperti Gombel dan Tanah Putih. Dalam perjalanan tersebut, kendaraan tetap melaju stabil meski melewati jalur menanjak yang selama ini dikenal rawan.

City Manager Bajaj Maxride Semarang, Siva Gesita Lutfiana, mengatakan layanan Bajaj Maxride memiliki segmen pengguna yang cukup beragam. Mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga pelaku usaha memanfaatkan kendaraan ini untuk kebutuhan mobilitas sehari-hari.

Menurut dia, untuk kalangan pelajar dan mahasiswa, kendaraan roda tiga tersebut dinilai terjangkau karena mampu mengangkut hingga tiga penumpang sekaligus. Selain itu, jangkauan rutenya relatif luas, termasuk ke kawasan permukiman dan lingkungan kampus.

Siva menjelaskan, Maxauto sebagai agen pemegang merek menghadirkan dua varian kendaraan, yakni Bajaj RE yang terintegrasi dengan aplikasi layanan daring dan Bajaj Maxima yang lebih difokuskan untuk kebutuhan angkutan barang.

“Bajaj Maxima banyak digunakan untuk mendukung aktivitas logistik UMKM, khususnya pengiriman barang dagangan,” ujarnya.

Hal serupa disampaikan Regional Manager Central Java, Bayu Subolah. Ia menyebut kendaraan roda tiga tersebut kerap dimanfaatkan pelaku UMKM karena mampu mengangkut barang dalam jumlah cukup besar serta terlindung dari cuaca.

Menurut Bayu, kendaraan tersebut juga relatif mudah menjangkau kawasan permukiman padat dan gang-gang sempit di wilayah perkotaan. Dari sisi daya angkut, kapasitas maksimalnya disebut mampu membawa beban hingga sekitar 300 kilogram dalam sekali perjalanan.

Kondisi geografis Kota Semarang yang didominasi wilayah berbukit, menurut Bayu, menuntut kendaraan memiliki tenaga dan stabilitas yang memadai. Karena itu, kendaraan roda tiga masih menjadi salah satu alternatif transportasi yang digunakan masyarakat, baik untuk mobilitas penumpang maupun kebutuhan angkutan barang.

Dengan karakter tersebut, kendaraan roda tiga masih memiliki peran dalam mendukung aktivitas harian warga, khususnya di kawasan dengan kontur jalan menanjak seperti Tembalang, Gombel, dan sekitarnya.***

Tags

Terkini