Dari unsur akademisi, turut hadir perwakilan Universitas Diponegoro dan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Selain itu, Laksana juga mengundang Agen Tunggal Pemegang Merek sebagai mitra industri, di antaranya FAW, Mitsubishi melalui KTB, Hino Motor Sales Indonesia, serta Scania dan Patria yang merupakan bagian dari United Tractors.
Stefan menegaskan, pelaksanaan uji guling ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang perusahaan terhadap inovasi dan keselamatan.
“Proses uji guling ini membutuhkan perencanaan desain yang presisi, kualitas material yang terjaga, serta konsistensi manufaktur. Bagi kami, keselamatan tidak bisa ditawar dan harus dibuktikan melalui pengujian nyata, bukan sekadar pemenuhan regulasi,” tegasnya.
Manajemen PT Laksana Bus Manufaktur mencatat, hingga saat ini Laksana menjadi satu-satunya karoseri di Indonesia yang telah melaksanakan uji guling UN ECE R66 sebanyak dua kali.
Langkah tersebut diharapkan mampu memberikan dampak nyata terhadap peningkatan keselamatan penumpang, khususnya di sektor transportasi berisiko tinggi seperti pertambangan, sekaligus mendorong kemajuan transportasi darat nasional yang lebih aman dan berkelanjutan.