Baca Juga: Suzuki Celerio 2023 Bakal Bunuh Suzuki? Hal Ini Bikin Celerio Makin ke Sana Makin ke Sini!
3. Jarak tempuh maksimal yang mampu dicapai dalam sekali pengisian energi.
4. Daya angkut yang masih dalam batas rendah.
5. Komponen baterai yang masih perlu pengembangan dengan meningkatkan teknologi yang dipergunakan.
6. Diperlukannya familiarisasi karena kendaraan bertenaga listrik hampir semua menggunakan sistem automatic sedangkan selama ini sebagian masyarakat masih menggunakan kendaraan manual.
Kendala-kendala inilah yang harus dicari solusinya agar kendaraan listrik dapat bersaing dalam kancah sarana transportasi masa depan.
Baca Juga: 3 Mitos Burung Perkutut, Dipercaya Bisa Mengubah Hidup hingga untuk Ketenteraman Batin
Sebagai bukti kepedulian pemerintah pada lingkungan hidup di antaranya dengan mendukung penuh dalam mencari jalan keluar terhadap kendala-kendala yang ada.
Langkah nyata yang telah diambil oleh pemerintah dalam mendukung penuh program tersebut diantaranya:
Beberapa waktu yang lalu Presiden Jokowi resmikan Ground breaking pembangunan pabrik baterai di Karawang - Jawa Barat.
Instansi-instansi terkait termasuk dalam hal ini Dirjen Hubad mengambil langkah dengan mendorong skema swap battery.
Ke depannya baterai yang habis bisa swap di minimarket terdekat sehingga harga beli kendaraan bertenaga listrik dapat ditekan seminimal mungkin.
Karena konsumen tidak harus membeli baterai mereka cukup dengan membayar sewa baterai saja.
Langkah lain yang ditempuh pemerintah dalam mempercepat program elektrifikasi adalah dengan mengkonversi kendaraannya dari yang menggunakan bahan bakar minyak ke listrik.
Seperti yang termuat dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. 65 Tahun 2020 tentang Konversi Sepeda Motor dengan Penggerak Motor Bakar Menjadi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai.