JAKARTA, AYOSEMARANG.COM — Sebuah studi terbaru menyatakan virus varian Omicron bisa berkembang biak 70 kali lebih cepat dibandingkan virus varian Delta di saluran udara manusia.
Hasil studi terbaru itu dikeluarkan oleh tim peneliti dari Universitas Hong Kong membuat sebuah pernyataan mutakhirnya.
Peneliti Universitas Hong Kong menyatakan pada siaran persnya bahwa Omicron SARS-CoV-2 menginfeksi dan berkembang biak 70 kali lebih cepat daripada varian Delta dan varian asli Covid-19.
Baca Juga: PIALA AFF 2020 Indonesia vs Vietnam Imbang 0-0, Park Hang-seo: Hasil di Luar Kendali
Dikutip dari republika.co.id, pergerakan yang cepat dari varian Omicron tersebut terjadi di bronkus manusia. Hal ini mungkin menjadi penjelasan mengapa Omicron tersebut dapat menular lebih cepat antarmanusia. Tingkat penggandaan yang jauh lebih tinggi juga dapat menjadi faktor pendorong cepat tersebarnya virus ini dari orang ke orang.
Para peneliti Hong Kong tersebut mencatat bahwa ketika Omicron sampai pada jaringan paru-paru, Ia mampu mereplikasi dirinya 10 kali lipat, tetapi lebih lambat daripada varian asli Covid-19. Sehingga tidak mengakibatkan penyakit yang sangat parah.
Baca Juga: Daftar Harga 58 HP Samsung Terbaru, Cocok Dibeli untuk Tahun Baruan
Namun Pemimpin ilmuwan dari para peneliti di Hong Kong, Dr. Michael Chan Chi-wai, menyampaikan bahwa tingkat keparahan penyakit tidak hanya berdasar pada replikasi virus.
“Penting untuk dicatat bahwa tingkat keparahan penyakit pada manusia tidak hanya ditentukan oleh replikasi virus tetapi juga oleh respons imun inang terhadap infeksi,” kata Chan.
Baca Juga: Lolos ke Fase Nasional Liga 3, Persipa Pati Digelontor Dana Rp2 Miliar
Ia juga mencatat bahwa tingkat infeksi yang tinggi kepada manusia dapat menyebabkan penyakit dan kematian yang lebih parah, meskipun virus ini kekurangan patogen.
“Oleh karena itu, digabungkan dengan penelitian terbaru kami yang menunjukkan bahwa varian omicron sebagian dapat lolos dari kekebalan dari vaksin dan infeksi masa lalu, ancaman keseluruhan dari varian omicron kemungkinan akan sangat signifikan,” kata Chan.
Walaupun beberapa fakta telah didapati para peniliti Hong Kong, hasil penelitian ini belum dapat dipublikasikan kepada khalayak umum karena sedang dalam proses tinjauan sejawat.