SEMARANG, AYOSEMARANG.COM – Stem Cell and Cancer Research (SCCR) bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) menggelar seminar bertema Cell Therapy untuk Onkologi, Kardiovaskular, Neurologi, Urologi, Orthopedi, dan Estetika di Hotel Gumaya Tower Semarang, Rabu 12 November 2025.
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah pakar nasional dan internasional, serta menjadi upaya sosialisasi pemanfaatan sel punca (stem cell) dalam pengobatan modern.
Selain itu, kegiatan ini juga mendukung Asta Cita nomor 4 dan 5 dalam visi Indonesia Emas 2045, yakni mempercepat pembangunan ekonomi berkelanjutan serta membangun kota dan desa yang inklusif.
Owner sekaligus Founder PT SCCR Indonesia, Prof. Dr. dr. Agung Putra, M.Si.Med, menjelaskan bahwa terapi sel punca bukan obat kimia, melainkan agen biologis yang berfungsi menggantikan sel-sel tubuh yang rusak.
Baca Juga: Jaga Kesehatan Warga Binaan, Lapas Perempuan Semarang Gelar Pengobatan Gratis Peringati Hari IMIPAS
“Sel punca bisa berubah menjadi sel neuron otak pada kasus stroke, atau menjadi sel ginjal pada pasien gagal ginjal. Selain memperbaiki kerusakan, stem cell juga berperan sebagai imunoregulator sehingga bermanfaat untuk penyakit autoimun seperti lupus atau autisme,” ujarnya.
Agung menambahkan, SCCR terus mengembangkan ekosistem riset dan pendidikan melalui universitas dengan program studi bioteknologi dan biomedik. SCCR juga menggandeng tenaga ahli dari berbagai negara, seperti Jepang, Amerika Serikat, dan Inggris.
Selain laboratorium riset, SCCR mengembangkan kawasan wellness resort di Gunungpati, Semarang, yang memadukan fasilitas penelitian, wisata kesehatan, dan restoran dengan bahan baku dari pertanian sendiri.
Terkait biaya terapi, Agung menjelaskan harga stem cell di Indonesia masih relatif tinggi karena menyesuaikan dosis berdasarkan berat badan.
“Untuk berat badan 100 kilogram, bisa memerlukan sekitar 100 juta sel. Biayanya berkisar Rp100 juta hingga Rp150 juta. Tapi seperti halnya teknologi ponsel, kami optimistis ke depan harganya akan semakin terjangkau,” katanya.
Direktur Utama RSCM, dr. Supriyanto Dharmoredjo, Sp.B, FINACS, M.Kes, menegaskan bahwa RSCM menjadi rumah sakit pengampu dalam penerapan terapi sel punca di Indonesia.
Baca Juga: Berniat Mengakhiri Hidup, Mahasiswi di Semarang Nekat Minum Sabun Cuci Cair
“Berdasarkan Permenkes Nomor 32 Tahun 2018, RSCM bertugas sebagai pengampu rumah sakit lain dalam penerapan, produksi, dan analisis terapi stem cell. Saat ini sudah ada sekitar 50 rumah sakit di seluruh Indonesia yang kami ampu,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Komite Sel Punca Indonesia, Prof. dr. Amin Soebandrio, Ph.D, Sp.MK, menekankan pentingnya penggunaan produk stem cell yang tersertifikasi dan dilakukan di fasilitas resmi.