SEMARANG, AYOSEMARANG.COM-- Melakukan pembekuan sel telur sering dipilih oleh sebagian orang yang sudah memasuki usia matang.
Pasalnya, seiring bertambahnya usia, kualitas sel telur wanita akan berkurang. Dengan begitu, melakukan pembekuan sel telur bisa menjadi pilihan.
Mengutip dari Alodokter, Mengutip dari Alodokter, pembekuan sel telur atau dikenal juga istilah oocyte cryopreservation adalah prosedur pengambilan sel telur wanita dari rahim, yang kemudian akan dibekukan dan disimpan di laboratorium.
Baca Juga: Apa itu Pembekuan Sel Telur? Metode Kesehatan yang Dilakukan Luna Maya Agar Bisa Hamil
Ketika nantinya wanita sudah berencana untuk hamil, sel telur tersebut bisa dicairkan kembali dan dibuahi untuk kemudian ditanam di dalam rahim wanita.
Alasan sebagian besar wanita memilih untuk menjalani prosedur pembekuan sel telur berawal dari kekhawatiran terhadap berbagai faktor yang dapat memengaruhi kesuburannya, baik akibat pertambahan usia atau masalah kesehatan tertentu.
Dengan membekukan dan menyimpan sel telurnya, wanita memiliki kemungkinan lebih besar untuk hamil di kemudian hari.
Baca Juga: Putuskan Membekukan Sel Telur, Ini 4 Bisnis Jadi Sumber Kekayaan Luna Maya
Berikut adalah fakta tentang pembekuan sel telur yang bisa Anda ketahui.
1. Pembekuan Sel Telur untuk Meningkatkan Peluang Kehamilan
Peluang hamil bagi wanita yang membekukan sel telurnya adalah sekitar 30–60 persen. Namun, hal ini tergantung pada kualitas sel telur dan usia wanita ketika menjalani prosedur pembekuan sel telur. Secara umum, prosedur pembekuan sel telur lebih baik dilakukan saat wanita berusia awal 20-an hingga awal 30.
Proses pembekuan sel telur tidaklah singkat. Sebagai persiapan membekukan sel telur, dokter akan memeriksa kondisi kesehatan wanita secara umum dan mengukur fungsi indung telurnya.
Jika kondisinya sehat, dokter akan menyuntikkan hormon khusus untuk merangsang ovarium dan mematangkan sel telur.
Baca Juga: Luna Maya Putuskan Membekukan Sel Telur, Tak Mau Terbebani Segera Menikah