Gempa Halmahera, Dua Orang Meninggal dan 1.104 Orang Mengungsi

photo author
- Senin, 15 Juli 2019 | 11:24 WIB
Warga tidur diluar rumah pascagempa di desa Tokaka, Gene Barat Utara, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Minggu (14/7/2019). Warga tidur di luar rumah pascagempa bumi dengan magnitudo (M) 7,2 pukul 16.10 di 62 kilometer sebelah timur laut Labuha, Maluku Utara. (ANTARA FOTO/Safri/wpa)
Warga tidur diluar rumah pascagempa di desa Tokaka, Gene Barat Utara, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Minggu (14/7/2019). Warga tidur di luar rumah pascagempa bumi dengan magnitudo (M) 7,2 pukul 16.10 di 62 kilometer sebelah timur laut Labuha, Maluku Utara. (ANTARA FOTO/Safri/wpa)

TERNATE, AYOSEMARANG.COM--Gempa bumi magnitudo 7,2 di Kabupaten Halmahera Selatan memakan korban jiwa. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Utara, ada dua orang yang meninggal dan 1.104 warga mengungsi dan akibat gempa pada Minggu (14/7/2019).

"Dua orang warga meninggal bernama Aisyah (51) asal Gane Luar dan Halimah asal Desa Papaceda, Kecamatan Gane Barat," kata Sekretaris BPBD Malut, Ali Yau di Ternate, Senin.

Pengungsian warga tersebar di sembilan titik, belum termasuk di Gane Barat, Gane Timur, dan Bacan Timur.
  
Ia menjelaskan personel BNPB sudah bergerak ke Saketa melalui jalur darat Sofifi untuk mengecek kondisi pascagempa di Gane Barat, sedangkan Korem 152/Babullah Ternate telah menerjunkan satu peleton untuk membantu penanganan bencana di daerah terdampak di Halmahera Selatan.

Ali menyatakan informasi yang diperoleh, saat ini rumah penduduk yang rusak sedang didata, sedangkan data dari beberapa desa terkonfirmasi melalui Sekretaris Desa Lemo-Lemo ada 100 lebih kepala keluarga dengan 300 jiwa yang rumahnya roboh.

Untuk Desa Ranga-Ranga 300 KK dengan 800 jiwa telah mengungsi ke daerah ketinggian yang dianggap aman dari tsunami.

"Hari ini, Tim Pemda Halsel (Halmahera Selatan) telah turun untuk melakukan pendataan kerusakan rumah warga yang rusak dan warga korban gempa bumi tersebut," katanya.

Tim BPBD Malut telah turun ke Saketa untuk melakukan pendataan korban dan rumah yang rusak akibat gempa.

Pihaknya menyarankan Pemkab Halmahera Selatan menetapkan status tanggap darurat gempa agar penanganan terhadap warga terdampak gempa bisa lebih intensif.

Data yang diperoleh sebelumnya di Desa Ranga Ranga, Kecamatan Gane Barat kerusakan akibat gempa 90 persen, di Desa Dolik tujuh rumah rusak, sedangkan warga sudah dievakuasi ke tempat lebih tinggi dan tidak ada korban jiwa, di Desa Nyonyifi, tambatan perahu dan rumah di pesisir rusak berat, namun tidak ada korban jiwa.

Di Desa Matuting, Kecamatan Gane Timur Tengah empat rumah rusak, tidak ada korban jiwa, di Desa Pasipalele satu jembatan, masjid, dan rumah penduduk rusak. Untuk data pasti tentang rumah penduduk belum bisa dikonfirmasi karena warga langsung mengungsi saat terjadi gempa pertama.

Di Desa Bisui, Kecamatan Gane Timur puskesmas pembantu roboh, 15 rumah retak, 15 rumah rusak berat, dan jembatan roboh, sedangkan di Desa Saketa, Kecamatan Gane Barat empat rumah rusak tetapi tidak ada korban jiwa, di Wayatim tiga rumah rusak dan tidak ada korban jiwa.

Di Desa Tomara dan Tabapoma rumah rusak tetapi belum bisa dikonfirmasi jumlahnya, sedangkan warga masih mengungsi.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Abdul Arif

Tags

Rekomendasi

Terkini

X