Gawang Salah, Tawa Meriah! Turnamen Sepak Bola Putri Cilik Djatayu Pertiwi Cup 2025 Banjir Gelak Tawa

photo author
- Kamis, 29 Mei 2025 | 11:43 WIB
Turnamen sepak bola putri tingkat SD se-Kota Semarang Djatayu Pertiwi Cup 2025 di Lapangan Djatayu Banteng Reiders, Srondol. (Dok.)
Turnamen sepak bola putri tingkat SD se-Kota Semarang Djatayu Pertiwi Cup 2025 di Lapangan Djatayu Banteng Reiders, Srondol. (Dok.)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM— Siapa bilang sepak bola putri tak bisa bikin stadion kecil penuh gelak tawa? Kamis pagi (29/5/2025) yang cerah di Lapangan Djatayu Banteng Reiders, Srondol, berubah menjadi lautan semangat dan senyum anak-anak. Turnamen sepak bola putri tingkat SD se-Kota Semarang dan sekitarnya resmi dibuka — dan langsung mengundang tawa dan decak kagum sejak peluit pertama dibunyikan.

Turnamen bertajuk Djatayu Pertiwi Cup 2025 ini diikuti 30 SD, dibagi dua kategori umur (kelas 3–4 dan kelas 5–6), dengan sistem gugur yang berlangsung selama tiga hari. Tapi jangan bayangkan atmosfer tegang dan serius seperti liga profesional. Justru kelucuan demi kelucuan menghiasi lapangan — dari operan tak sengaja ke lawan, selebrasi gol yang lebih mirip tarian bebas, hingga gol bunuh diri yang disambut dengan tawa lepas, bukan marah.

“Main ojo rebutan, tendang yang keras. Loh, jangan dimasukkan ke gawang sendiri waduh!” teriak pelatih Ardian dari SD Islam Daarul Muwahidun, saat timnya kebobolan enam gol tanpa balas. Penonton yang berjejer di pinggir lapangan langsung terpingkal mendengar komentarnya.

Suasana hangat makin terasa saat seluruh peserta — dari panitia, wasit, hingga anak-anak kecil yang belum paham offside — menyanyikan lagu “Indonesia Tanah Airku” bersama sebelum pertandingan dimulai. Sebuah momen yang sederhana, namun menggetarkan hati.

Lebih spesial lagi, kehadiran Coach Sartono Anwar — pelatih legendaris yang membawa PSIS Semarang juara perserikatan 1987 dan pernah melatih Timnas Putri. Kini, ia menjadi Head Coach BR Djatayu dan bertugas sebagai pemandu bakat dalam turnamen ini. “Kami sedang mencari bibit unggul, yang kelak bisa jadi tulang punggung sepak bola putri Indonesia,” ujar Mayor Inf Arief Rahman Hakim Wambrauw, Ketua Panitia Turnamen.

Tak sekadar bermain, turnamen ini membuka peluang emas. Mereka yang mencuri perhatian pemandu bakat akan mendapat “golden ticket” — tiket istimewa untuk menjadi anak didik ASB Djatayu. Fasilitas lengkap seperti bebas uang pendaftaran, jersey gratis, hingga peluang beasiswa menanti mereka yang berani bermimpi.

“Semangat kebersamaan, keceriaan, dan pantang menyerah adalah wajah baru sepak bola putri. Dari sini, kami mulai revolusi kecil untuk masa depan besar,” tambah Arief yang baru saja menyelesaikan pendidikan Sesko TNI di Bangladesh.

Mungkin mereka belum paham strategi, belum bisa menggiring bola seindah Marta Vieira, tapi semangat dan gelak tawa mereka hari ini adalah bukti: masa depan sepak bola putri Indonesia sedang tumbuh — dengan riang dan berani.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X