AYOSEMARANG.COM -- Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) menyambut baik peluncuran Google News Showcase atau Berita Pilihan di Indonesia pada Rabu, 28 Mei 2025. Inisiatif ini dinilai menjadi langkah strategis untuk memperkuat ekosistem media digital yang berkelanjutan dan mendukung jurnalisme berkualitas di tengah disrupsi teknologi.
“Peluncuran Google News Showcase sudah melalui proses panjang untuk menyamakan persepsi para stakeholders mengenai cara terbaik membangun dan memperkuat ekosistem informasi di Indonesia. Kami berharap Google memperkuat dan meningkatkan kerjasama ini, dengan melibatkan lebih banyak lagi perusahaan media berita, baik di nasional maupun di berbagai daerah,” kata Ketua Umum AMSI, Wahyu Dhyatmika, Jumat (30/5).
Program Google News Showcase melibatkan 34 penerbit berita nasional dan lokal. Melalui program ini, pembaca dapat menikmati berita yang telah dikurasi secara profesional dan langsung mengarah ke situs resmi masing-masing media. Sebagai bagian dari kemitraan, Google juga memberikan kompensasi finansial kepada media, yang ditujukan untuk mendukung produksi berita berkualitas secara berkelanjutan.
Peluncuran fitur ini sekaligus merupakan implementasi dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 32 Tahun 2024 tentang Publisher Rights, yang menekankan tanggung jawab perusahaan platform digital dalam mendukung jurnalisme yang kredibel.
Dalam konteks transformasi digital dan tantangan model bisnis media saat ini, AMSI memandang Showcase sebagai peluang memperkuat jurnalisme nasional dan lokal. “Kolaborasi yang menjangkau media lokal sangat penting untuk memperkuat jurnalisme akar rumput, yang menjadi garda terdepan dalam menyuarakan kepentingan publik di wilayah masing-masing,” katanya.
Wahyu menegaskan, AMSI sesuai AD/ART dapat bertindak sebagai perwakilan perusahaan media anggotanya dalam perjanjian kolektif dengan perusahaan platform digital.
Selain Google, AMSI juga mendesak platform digital lain seperti Meta (Facebook dan Instagram), TikTok, X (dulu Twitter), serta platform berbasis AI untuk menunjukkan tanggung jawab serupa. “Kontribusi tidak semata-mata berbentuk kompensasi finansial atas konten, tetapi juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan media, termasuk pelatihan, teknologi, dan infrastruktur pendukung,” jelas Wahyu.
Menurutnya, kemitraan antara media dan platform digital harus dilandasi transparansi, keadilan, dan penghargaan atas peran jurnalisme. Kolaborasi ini tidak hanya mendukung keberlanjutan ekonomi media, tetapi juga memperkuat demokrasi melalui informasi yang akurat dan terpercaya.
“Semoga inisiatif ini menjadi momentum baru untuk memperkuat jurnalisme berkualitas di era digital serta memperluas akses masyarakat terhadap informasi yang akurat, terpercaya, dan berdampak positif bagi demokrasi Indonesia,” kata Wahyu Dhyatmika.