nasional

Dokter Ahli Forensik Ini Sebut Sianida Bukan Penyebab Kematian Mirna Salihin, Tidak Ada Tanda Khas!

Senin, 9 Oktober 2023 | 14:54 WIB
Dokter Ahli Forensik Ini Sebut Sianida Bukan Penyebab Kematian Mirna Salihin, Tidak Ada Tanda Khas/ Youtube Richard Lee

 

AYOSEMARANG.COM -- Dalam perkembangan terbaru mengenai kasus kematian Mirna Salihin, seorang dokter ahli forensik terkemuka, dr. Djaja Surya Atmadja, dengan tegas menyatakan keyakinannya bahwa Mirna Salihin tidak meninggal karena sianida.

Keyakinan tersebut muncul setelah dr. Djaja Surya Atmadja secara intensif menangani jenazah Mirna Salihin sesaat setelah dia dinyatakan meninggal dunia, dengan tujuan untuk menjaga kondisi jenazah.

Djaja Surya Atmadja menegaskan bahwa tidak ada tanda-tanda khas yang biasanya terlihat pada tubuh orang yang meninggal karena sianida yang terdapat pada jenazah Mirna.

"Orang yang meninggal karena sianida mukanya akan terlihat berwarna merah atau dibagian tubuh korban lainnya. Namun, ditubuh jenazah Mirna justru terlihat membiru." ujarnya dikutip dalam sebuah podcast yang diunggah di YouTube oleh dr. Richard Lee.

Selain itu, dokter forensik ini juga melakukan tindakan mencium hawa mulut jenazah Mirna sambil menekan bagian lambung yang tidak ditemukan bau gas sianida.

Ia menegaskan bahwa aroma sianida seharusnya tercium dalam situasi seperti ini, namun ia tidak mencium bau sianida pada saat itu.

Sejak awal, dr. Djaja Surya Atmadja mempertahankan keyakinannya bahwa Mirna bukan meninggal karena keracunan sianida.

Namun, ia dengan tegas mendorong pihak kepolisian untuk melakukan autopsi guna memastikan penyebab kematian Mirna Salihin.

"Kita diforensik diajari kalau mati tidak wajar harus diautopsi. Kalau tidak ada autopsi, tidak ada sebab kematian," ungkap dr. Djaja.

Tapi, sayangnya, autopsi tidak dilakukan karena pihak keluarga Mirna tidak memberikan persetujuan. Mereka hanya menyetujui dilakukannya pengambilan sampel pada bagian jaringan hati, lambung, urine, dan darah.

"Sampel yang diambil yaitu darah, hati, dan urine, semuanya negatif sianida," jelasnya.

Namun, dalam sampel bagian lambung, ditemukan sianida dalam jumlah sangat sedikit, hanya sekitar 0,2 mg/liter.

Menurut dr. Djaja Surya, kadar ini terlalu rendah untuk dianggap sebagai penyebab kematian. Ia menjelaskan bahwa temuan sianida di lambung kemungkinan terjadi akibat proses pembusukan.

Halaman:

Tags

Terkini