Hidayat menambahkan, tentunya perebutan suara di Jawa Tengah akan kompetitif dan semakin mahal.
Secara detail Hidayat memperjelas, suara yang mahal itu maksudkan bahwa Jateng pasar politiknya selalu jelas dan mudah diidentifikasi.
"Kesannya klasik, tapi menurut saya, Jateng ini terlalu kuat PDIP dan bisa dipenuhi oleh beberapa partai yang punya segmentasi nyaman. Yang nyaris sama jika kita mengikuti indikator sub ideologi demokrasi parlementer. Atau demokrasi liberal tahun 50-an," paparnya.
Dari sejarah itu timbul sub-sub aliran politik yang pernah berkembang di Indonesia, ada lima aliran yang itu semua punya himpitan dengan Ganjar Pranowo dan Gibran Rakabuming Raka untuk sub nasionalisme.
"Nah di situ, sedangkan partai2 lain tidak atau belum menjangkau. Artinya adalah bahwa Ganjar sama Gibran, akan berebut secara ketat untuk memperoleh dukungan dari segmen pemilih yang ada di Jawa Tengah," katanya.